Medan - DPP Partai Amanat Nasional (PAN) akan memberikan sanksi tegas terhadap pengurus dan kader partai yang dinilai tidak serius dalam melakukan upaya-upaya nyata untuk memenangkan pasangan calon Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (ERAMAS) pada Pilgubsu mendatang.

Hal ini ditegaskan Wakil Ketua Umum DPP PAN, Mulfachri Harahap SH di depan peserta Rapat Koordinasi Pemenangan Pilkada Gubsu-Wagubsu yang dihadiri cagubsu Edy Rahmayadi dan diikuti seluruh pengurus DPD PAN se-Sumut di Hotel Mercure, Medan.

Mulfachri merasa perlu menegaskan hal itu menyikapi imbauan Ketua DPW PAN Sumut Yahdi Khoir Harahap kepada para kader yang selama ini terindikasi keluar dari barisan supaya kembali masuk dan bersama-sama bekerja keras memenangkan ERAMAS. 
"Kalau benar ada kader yang main-main, DPP PAN akan memberikan tindakan tegas,"kata Mulfachri.

Menurutnya, saat memilih calon yang hendak diusung, maka PAN berdoa dan Salat Istikharah untuk mencari figur pemimpin Sumut yang kelasnya di atas rata-rata. "Alhamdulillah, kita dipertemukan dengan Pak Edy yang memiliki kualifikasi seperti itu,"sebutnya.

Ditambahkannya, dari seluruh kandidat gubernur dan wakil gubernur di seluruh Indonesia yang melaksanakan Pilkada, maka calon dengan pangkat militer yang paling tinggi itu ada di Sumut.

"Seyogyanya saudaraku Edy Rahmayadi masih aktif, namun mengundurkan diri untuk membangun Sumut. Ini sesungguhnya yang patut disyukuri, apalagi dia didampingi anak muda yang enerjik dan kreatif Musa Rajekshah,"tambahnya

Sementara itu, cagubsu Edy Rahmayadi mengaku bangga dan terharu atas dukungan yang diberikan PAN. Namun, katanya, bangga dan haru itu tidak cukup tanpa melakukan perjuangan.

"Saya berharap PAN salah satu yang melindungi saya jangan biarkan saya berjalan sendiri membangun Sumut ini,"katanya disambut aplaus ratusan kader PAN.

Dia mengaku tidak bisa melaksanakan pembangunan kalau partai pengusungnya tidak ikut mendampinginya sampai pelaksanaan pembangunan. "Harus ikut mendampingi saya sampai pelaksanaan pembangunan. Jangan hanya mengantarkan saya menjadi gubernur lalu meninggalkan saya. Saya tidak mau dikhianati, dan insya Allah saya juga tidak akan berkhianat," imbuhnya.

Pada kesempatan tersebut mantan Pangkostrad tersebut dipakaikan baju PAN. "Akhirnya saya pakai baju biru ini juga. Saya mau ngomong tapi saya segan, kenapa PAN belum memberikan padahal yang lain sudah. Rupanya menunggu hari Jumat baru dikasih," candanya disambut tawa para kader PAN.