MEDAN - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Nasir mengatakan, anggaran yang disiapkan pemerintah untuk penyelenggaraan riset dan penelitian selama ini sudah cukup besar, yakni Rp 24,9 triliun. "Akan tetapi dari jumlah tersebut anggaran yang digunakan untuk penelitian hanya berkisar Rp 10,9 triliun atau hanya 43%. Sisanya untuk perjalanan dinas, pelatihan dan lainnya," kata Nasir dalam Rakernas Kemenristekdikti 2018 di Gelanggang Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, Rabu (17/1/2018).

Nasir menekankan pentingnya terobosan inovasi dan perbuatan sistem inovasi dalam dunia pendidikan serta pemanfaatan secara maksimal terhadap anggaran penelitian yang dialokasikan pemerintah.

"Maka salah satu kebijakan yang diambil dalam penganggaran bukan lagi berbasis aktivitas, tetapi harus berbasis output (hasil penelitian)," tegasnya.

Lebih lanjut Nasir mengatakan, pada tahun 2017 Kemenristekdikti mendapat alokasi dana sekitar Rp 2,41 triliun untuk riset dan mampu dimanfaatkan sebanyak 85% yang menghasilkan sekitar 17.279 jurnal ilmiah internasional yang terindikasi di Scopus.

"Dalam sejarah Indonesia, sejak 20 tahun lalu kita belum pernah mengalahkan Thailand. Dan di tahun ini (2017) kita mampu di atas Thailand," tandasnya.

Rakernas itu sendiri diikuti sekitar 250 peserta dari pemimpin perguruan tinggi negeri dan Koordinator Kopertis dari seluruh Indonesia, pejabat di lingkungan Kemenristekdikti, serta institusi terkait lainnya.