MEDAN - Penggunaan antibiotik pada ayam potong yang sering dikonsumsi manusia berpengaruh pada kesehatan. Sebab, jenis antibiotik yang digunakan pada ayam sama dengan yang digunakan pada manusia, sehingga dampaknya sama seperti jika manusia mengonsumsi terlalu banyak antibiotik, segala jenis bakteri penyebab penyakit akan resisten. Hal ini diungkapkan Ketua Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Al Arif Tasbi 2 Medan Prof. Delfitri Munir, Sp-THT KL (K) saat meresmikan Kedai Ayam Potong Herbal Syariah Al Arif di Jalan Sei Mencirim Medan, Sabtu (13/1/2018).

Guru besar Fakultas Kedokteran USU menyebutkan, sebuah data yang mengejutkan menyebutkan bahwa 80 persen antibiotik yang dijual di Amerika Serikat dan lebih dari setengahnya ternyata dijual di seluruh dunia untuk digunakan pada hewan, bukan manusia.

"Data tersebut dipaparkan dalam tulisan investigasi seorang jurnalis Amerika, pemenang penghargaan di bidang science, Maryn McKenna. Buku berjudul 'Big Chicken' tersebut, memuat fakta bahwa ayam goreng, atau yang biasa dikonsumsi masyarakat itu, kemungkinan dibesarkan dengan pemberian suntikan antibiotik berlebih," imbuhnya.

Dalam buku jurnalis tersebut, lanjutnya, Antibiotik pada hewan ternak, terutama jenis unggas seperti ayam umumnya diberikan untuk membasmi bakteri yang akan menyebabkan penyakit infeksi. "Suntikan antibiotik berlebih pada hewan bertujuan untuk menjaga hewan tersebut tak cepat mati akibat infeksi," pungkasnya.

Atas dasar inilah, lanjutnya, BKM Al Arif Tasbi 2 Medan ingin berperan menyelamatkan generasi ke depan dari penggunaan antibiotik. "Kedai Ayam Potong Herbal Syariah milik usaha bisnis BKM Al Arif Tasbi 2 Medan. Nantinya, keuntungan dari penjualan ayam herbal ini untuk pembangunan dan pelaksanaan program Rumah Tahfizd Al Arif yang sedang berlangsung di Masjid Al Arif Komplek TASBI 2 Medan Sumatera Utara. Anak-anak yang sekolah di Rumah Tahfizd itu, tidak dikutip biaya," ungkapnya.

Ditambahkannya, seluruh pemeliharaan ayamnya menggunakan herbal hasil penelitian Supomo. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Supomo di Program Studi Magister Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara tahun 2012 di Medan, yakni menggunakan produk herbal dengan bahan alam seperti sambiloto, temulawak, jinten, pepaya dan lain-lain.

Sementara itu, Prof Syahrin Harahap, MA dalam tausiyahnya mengatakan, dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 168 dijelaskan, kalau beriman kepada Allah makanlah yang halal dan herbal. "Jika tidak terganggu iman kita, kalau makanan kita tidak halal dan tidak herbal," sebutnya.

Ayam potong herbal sertifikat halal itu diresmikan oleh Ketua MUI Medan Prof. Mohd Hatta mengatakan, sertifikat halal dalam sebuah produk pangan sangat diperlukan bagi masyarakat muslim agar memberi keberkahan dan kesejahteraan hidup karena makanan yang dikonsumsi akan menjadi darah dan daging yang berdampak pada karakter manusia.

Ayam potong herbal syariah Al-Arif dijual dengan harga sekitar Rp 35.000 per kg dan bisa diperoleh di Ruko Jalan Sei Mencirim No 4 E, Medan Baru.