TARUTUNG - Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Syamsul Pandiangan meminta masyarakat Taput tidak terprovokasi dengan isu-isu negatif yang bisa memecah persatuan dan kesatuan menjelang pemilihan Bupati Taput maupun Gubernur Sumut. Dia menganjurkan agar masyarakat saling me jaga dan tidak mengambil langkah anarkis atau desdruktif. "Kalau ada persoalan, tidak boleh dibiarkan merebak. Langsung serahkan ke Polri,"ujarnya saat ditemui di Kantor Urusan Agama (KUA) Taput, Kamis (10/1/2018).

Menanggapi isu berkembang rentan pada Pilkada nanti dia meyakini Taput tidak akan terjangkiti isu SARA seperti pada Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Katanya, dia juga selalu memberi pencerahan kepada warganya agar tidak mau tersulut hingga termakan isu yang beredar bebas di Media Sosial.

Pria kelahiran 1964 ini mengamini, secara keseluruhan Kawasan Danau Toba mencakup Samosir, Humbang Hasundutan, Tobasa khususnya Taput masih direkat adat-istiadat Batak. Faktor kekerabatan yang kental dinilainya menjasi benteng terkuat dijadikan tameng menghempang pengaruh-pengaruh negatif yang berpotensi menetaskan perpecahan.

"Alhamdulillah, sampai sekarang Taput ini, baik Samosir, Tobasa dan Humbahas belum pernah terjadi perpecahan antar umat beragama. Isu Pilkada DKI juga tak sampai ke sini, mungkin juga karena jauh dari pusat. Apalagi di sini sangat kental diikat adat Dalihan Na Tolu,"sebut pria yang mengenakan peci ini.

Menurutnya, khusus dalam Pilkada Taput juga diyakini kecil kemungkian terjadi gesekan yang berakibat bentrokan. Namun, meski kondisi tersebut masih dianggao di zona aman, aparat berwenang tidak boleh terlena.

Terkait perkembangan Pilkada, pengawasan terhadap masing-masing pendukung Bakal Calon yang menggunakan Media Sosial (Medsos) Facebook perlu ditingkatkan pengawasannya.

Berdasarkan perkembangan Medsos yang dia ikuti di salah satu grup Facebook Tapanuli Utara, saling hujat antar pendukung harus diredam pelan-pelan.

"Orang sering suka-suka membuat status di Medsos, dan yang mengkomen juga suka-suka. Kami tetap mengikuti, antar kedua belah pihak pendukung saling menjatuhkan lawan politik. Tapi, kalau pun ada singgungan itu langsung kita redam. Kita hanya khawatir, pemilik akun tersebut malah perantaubyang berasal dari sini, dan kita tak mau rugi di kampung halaman karena dia terjadi perpecahan.