MEDAN-Terkait pernyataan dukungan para mantan aktivis pelaku sejarah penegakan reformasi 1998 terhadap Djarot Saiful Hidayat untuk diusung menjadi calon Gubernur Sumatera Utara pada Pilkada Sumut 2018, anggota DPRD Kota Medan, Landen Marbun menyatakan perbedaan sikapnya.

Sebagai mantan aktivis mahasiswa, Landen mengaku ikut dalam menggelorakan isu agar reformasi di berbagai bidang dijalankan di Indonesia. Ketika itu dia kuliah di Fakultas Hukum Unika St. Thomas Medan. Itu sebabnya namanya dimasukkan sebagai salah seorang yang berterimakasih atas wacana pencalonan Djarot yang merupakan bekas Gubernur DKI Jakarta.

"Bahwa saya bersahabat dengan kawan-kawan pelaku sejarah 1998 itu, benar. Tapi soal pilihan politik, terutama dalam mendukung calon Gubsu, kami berbeda," kata Landen.

Katanya, sebagai kader Hanura tentu dia tidak akan berbeda tentang siapa yang akan didukung maju. Landen akan loyal pada nama bakal calon yang diusung DPD Hanura Sumut yakni Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi yang akan berpasangan dengan pengusaha Musa Rajekshah atau Ijeck.

"DPD Hanura Sumut sudah berkirim surat kepada DPP bermohon agar pasangan Edy Rahmayadi dan Ijeck ditetapkan sebagai calon, saya loyal mendukung kebijakan tersebut.

Sebelumnya, sejumlah pelaku sejarah 1998 di Sumut menerbitkan pernyataan tertulis menyusul wacana akan diusungnya Djarot sebagai calon Gubsu dari PDI Perjuangan. Pernyataan itu kemudian dimuat di sejumlah media cetak dan online lokal Medan (30/12/2017). Landen mengaku tidak hadir di pertemuan yang kemudian melahirkan pernyataan tertulis tersebut. Akan tetapi namanya dimasukkan.

"Saya setuju dengan sikap sahabat-sahabat saya itu bahwa Sumut membutuhkan pemimpin yang tidak sedang tersandera oleh siapapun dan kasus apapun, pemimpin yang berintegritas dan amanah. Tapi soal pilihan sosok yang akan diusung kami berbeda. Saya hanya loyal pada pilihan partai Hanura," katanya.