JEMBER - Sebanyak 4 orang yang diduga melakukan ritual napak tilas sekaligus pencarian harta karun Presiden RI pertama Soekarno, terjebak di dalam lubang di Dusun Kemiri Songo, Desa Lampeji, Kecamatan Mumbulsari. Tiga orang meninggal dan satu orang kritis dalam kejadian tersebut.

Ketiga korban meninggal adalah Taufik (40) dan Bari (18) keduanya warga Dusun Sanggar, Desa Suboh, Kecamatan Pakusari dan Wardi (57) warga Desa Jatian, Kecamatan Pakusari. Sementara korban kritis adalah Fredi (27) warga Dusun Sanggar, Desa Suboh, Pakusari. Untuk korban kritis, langsung dilarikan ke RSD dr Soebandi guna perawatan intensif.

Menurut Kapolsek Mumbulsari AKP Hery Supadmo, awalnya pihaknya mendapat laporan dari warga bahwa ada 4 orang terjebak dalam lubang yang mereka gali.

"Setelah mendapat laporan itu, kami langsung datang ke lokasi. Kami juga berkoordinasi dengan Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, serta Basarnas," jelas Hery, Minggu (10/12/2017).

Menurut dia, empat orang itu diduga kuat melakukan napak tilas sekaligus pencarian harta Soekarno. 

"Awalnya ada 8 orang menggali lokasi itu. Sementara 4 orang ini bertugas menggali. Kemungkinan kedalamannya sekitar 10 meter," jelas Hery. 

Selama proses penggalian, mereka juga menempatkan mesin penyedot air di dalam lubang. Hery menduga keempat orang itu kehabisan oksigen. Bahkan ada indikasi ada gas beracun di dalam lubang itu. 

"Bisa jadi asap penyedot air itu menjadi salah satu penyebab korban kehabisan oksigen. Namun saat ini kami masih melakukan penyelidikan terlebih dahulu, serta meminta keterangan saksi-saksi," jelas Hery.

Dari lokasi kejadian, lanjut Hery, polisi mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya adalah mesin penyedot air, alat tambang, dan sesajen untuk ritual napak tilas tersebut. 

"Kami masih terus mendalami kasus ini. Barang bukti sudah kami amankan. Saksi-saksi lain juga masih kami mintai keterangan," tegas Hery. ***