MEDAN - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre I Sumatera Utara memetakan setidaknya terdapat 17 titik rawan bencana. Antara lain banjir, tanah ambles dan tanah longsor di wilayah operasinya (Sumut). "Sudah kami petakan titik rawan bencana. Ada sebanyak 6 titik rawan banjir, 6 titik rawan longsor dan 5 jembatan rawan banjir akibat luapan air sungai," ujar Manager Humas PT KAI Divre I Sumatera Utara, Sapto Hartoyo dalam keterangan tertulisnya yang dikirim via email baru-baru ini.

Dia membeberkan, 6 titik rawan banjir tersebar di beberapa lokasi di antaranya tiga titik di lintas Tebing Tinggi-Siantar, dua titik lintas Kisaran-Rantau Prapat dan satu di lintas Labuan-Belawan.

"Untuk rawan tanah longsor dipetakan terdapat di lintas Tebing Tinggi-Siantar sebanyak satu titik, lintas Kisaran-Rantau prapat terdapat lima titik," sebutnya.

Tak hanya titik rawan bencana banjir dan tanah longsor, kata Sapto, pihaknya memetakan kondisi jembatan yang rawan. Terdapat lima titik yang berpotensi terkena banjir, tergerus, bergeser, dan sebagainya.

"Empat titik Jembatan rawan banjir akibat meluapnya air sungai ada di lintas Tebing Tinggi-Kisaran dan satu titik ada di lintas Kisaran-Rantau Prapat," cetusnya.

Meski demikian, lanjut Sapto, dia memastikan kesiapan pihaknya dalam menghadapi datangnya cuaca ekstrim tepat pada masa angkutan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 dengan menerjunkan petugas ekstra sebanyak 189 personel. Petugas tersebut di tempatkan pada daerah rawan bencana, perlintasan liar yang tidak dijaga dan jembatan rawan.

"Para petugas ekstra akan berpatroli secara rutin untuk mengecek kondisi lintas dengan berjalan kaki menyusuri daerah yang rawan sebanyak 2 kali per hari. Kami juga sudah sediakan titik-titik alat material untuk siaga di lokasi strategis jika terjadi gangguan di lintas," imbuhnya.