MEDAN-Pelaksanaan pembangunan jalan lingkar Samosir sebagai bagian dari proyek penataan infrastruktur destinasi pariwisata Danau Toba, dikerjakan secara bertahap (multi years contract- MYC) sepanjang 2016-2019 dengan biaya total Rp 512 miliar lebih. 


Kepala Satuan Kerja (Satker) Wilayah II Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN)- II Medan, Ir Asner Silalahi MT, dan Kepala Bidang Preservasi Perencanaan Pembangunan Jalan Nasional (P2JN) Ir Patar Manurung, menyebutkan pelaksanaan yang sedang berlangsung saat ini, dengan biaya Rp512 miliar itu meliputi paket preservasi-pelebaran jalan pada ruas Pangururan-Ambarita-Tomok- Onanrunggu sepanjang 68,8 kilometer dengan total biaya Rp367.207.801,465, dan paket perservasi-pelebaran pada ruas Tele-Pangururan-Nainggolan- Onanrunggu sepanjang 32 kilometer dengan biaya Rp145. 009.087,309, yang telah dimulai pada Desember 2016 lalu. 

"Pelaksanaan pembangunan jalan lingkar Samosir sebagai bagian dari realisasi pembangunan infrastruktur kawasan Danau Toba, berlangsung secara berkesinambungan dengan progres yang bisa kita lihat di lapangan (lokasi) saat ini. Pekerjaan ini akan berlangsung dan selesai lebih cepat bila proses pembebasan lahan juga bisa lancar. Tapi yang jelas penataan jalan pada semua ruas di destinasi Danau Toba terus kita kerjakan sebagaimana diagendakan pemerintah dan diharapkan semua masyarakat," katanya kepada pers di Medan, Sabtu pekan lalu (25/11). 

Dia mengutarakan hal itu menanggapi paparan seminar yang diangkat Patar Manurung mewakili unsur pimpinan BPPJNII Medan, tentang Pembangunan Kawasan Danau Toba dan Ketersediaan Tenaga Ahli Konstruksi, di Aula Rektorat UDA Medan. Seminar yang digelar atas kerja sama Ikatan Ahli Teknik Sipil (Ikatsi) UDA dengan BBPJN-II Medan dan Pertakindo Sumut itu, mengungkap adanya tujuh paket proyek pembangunan jalan destinasi Danau Toba di wilayah kabupaten Samosir untuk masa kerja 2016-2019. 

Ke-7 paket yang merupakan jalur lintas primer destinasi Danau Toba di wilayah Samosir, ujar Patar Manurung dan Ir Karyawanta Sembiring pejabat pembuat komitmen (PPK, dulu disebut Pimpro) Samosir, adalah: ruas jalan Tomok-Ambarita 5,3 kilometer, Ambarita-Simanindo 18,3 kilometer, Simanindo-Pangururan 22 kilometer, Pangururan-Nainggolan 40 kilometer, Nainggolan-Onanrunggu 7 kilometer, dan Onanrunggu- Tomok 34 kilometer. 

Pekerjaan pada jalur Pangururan- Ambarita-Tomok--Onanrunggu senilai Rp 367. 207.801, 465 itu meliputi pekerjaan dengan alokasi biaya Rp33. 605. 191.000 pada 2016 lalu, Rp60 miliar pada 2017, Rp138. 579. 651,000 untuk kerja 2018 dan Rp139.307.651,000 untuk pelaksanaan selama 2019 nanti. 

Sedangkan untuk jalur Tele- Pangururan-Nainggolan-Onanrunggu sepanjang 32 kilometer dengan biaya Rp145.009. 087,309 itu meliputi alokasi Rp24.627.485.000 pada pekerjaan 2016, Rp41.017.823.000 pada 2017 saat ini, Rp71.017. 835. 000 pada 2018 dan alokasi Rp37.336.867.000 untuk 2019 mendatang. 

"Berdasarkan kontrak, pekerjaan ini akan selesai pada 4 Desember 2019 nanti, dengan masa kerja 870 hari kalender untuk kerja pelebaran jalan, dan 1.080 hari masa pemeliharaan. Secara prognosis harus bisa mencapai 100 persen, tapi realisasi 97 atau 98 persen pun sudah optimal, karena yang 2-3 persen itu biasanya merupakan gangguan yang bersifat alam atau iklim," ujar Patar Manurung dan Karyawanta Semibring, sembari menunjukkan data penyedia jasa proyek tersebut adalah PT Seneca Konsorsium dari Jakarta, dengan konsultan PT Buana Archikon KSO PT Guteg Harindo.