JAKARTA - Keinginan panitia Asian Para Games (INAPGOC) untuk mensukseskan pelaksanaan Asian Para Games 2018 masih terkendala masalah fasilitas perkampungan atlit (athlete village).

"Fasilitas athlete village memang sudah ada tetapi belum ramah dengan kaum difable. Tidak ada fasilitas khusus bagi atlit yang menggunakan kursi roda," kata Ketua INAPGOC, Raja Sapta Oktohari di Hotel Sultan Jakarta, Jumat (1/12/2017). 

Akibat ketiadaan fasilitas tersebut, kata Raja Sapta Oktohari, test event yang akan diadakan tidak bisa menggunakan fasikitas athlete village yang ada. 

Untuk itu, kata Okto panggilan akrabnya, INAPGOC akan terus berkomunikasi dengan pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Masalah fasilitas kan memang menjadi wewenang PUPR. Jadi, kita akan terus membangun komonukasi sehingga masalah fasilitas athlete village bisa teratasi," tandasnya. 

Selain berbicara masalah fasilitas, putra Ketua DPD RI, Osman Sapta Odang (OSO) mengumumkan bahwa pemerintah telah memasok dana Rp85 miliar untuk mendukung kinerja INAPGOC pada tahun 2017.  

Dana yang dikucurkan 23 November lalu itu, jelas Okto, tidak bisa maksimal digunakan INAPGOC.

"INAPGOC hanya bisa menyerap hingga 80 persen saja dari anggaran dana yang telah dikucurkan. Sebab, waktunya hanya tinggal sebulan," tandasnya. 

Ketika disinggung berapa besar kebutuhan dana untuk mensukseskan pelaksanaan Asian Para Games 2018, Okto menyebut angka rilnya Rp1,6 triliun.

"Pemerintah hanya bisa memenuhi Rp826 miliar dari kebutuhan yang diajukan INAPGOC. Tetapi, pemerintah juga berjanji akan mensupport kekurangannya," ujarnya.***