PEKANBARU - Menurut pengakuan para pelaku, mereka memutuskan membuang mobil Ardhie Nuraswan, supir GoCar Pekanbaru dengan alasan untuk menghilangkan jejak. Itu dilakukan setelah informasi orang hilang (Ardhie) tersebar dengan cepat di media sosial (Medsos).

Lantaran informasi hilangnya Ardhie si sopir GoCar Pekanbaru tersebar cepat di Medsos, lengkap dengan ciri-ciri korban dan mobilnya, membuat para pelaku mengurungkan niatnya untuk menjual kendaraan merek Suzuki Ertiga tersebut, karena takut aksinya terbongkar.

Padahal, niat mereka sebelumnya adalah untuk menguasai mobil itu, sampai-sampai menghabisi nyawa Ardhie Nuraswan lalu membuang jasadnya di daerah Kabupaten Siak. Belum sampai Ertiga ini dijual, kabar hilangnya Ardhie sudah beredar, termasuk berita terkait itu.

Untuk menghilangkan jejak, pelaku kemudian membuang mobil berpelat BM 1654 NV ke jurang di daerah Tanah Karo, Sumatera Utara, hingga akhirnya ditemukan dalam kondisi ringsek parah diseluruh bagian kendaraan.

Hal itu dijelaskan langsung oleh Kapolresta Pekanbaru Kombes Susanto, saat konfrensi persnya terkait kasus ini, Selasa (28/11/2017) siang. "Alasan mobil ini dibuang karena pelaku sudah tahu di Medsos bahwa ada orang hilang (Ardhie). Jadi untuk menghilangkan jejak, dibuanglah ke jurang," beber dia.

Bahkan polisi sendiri harus ekstra hati-hati dalam merilis perkembangan penyelidikan, pasca Ardhie menghilang. Alasannya sama, karena pelaku diketahui kerap memonitor kasus tersebut via media sosial. Namun sepandai-pandainya mereka, aparat akhirnya sukses mengendus pelarian penjahat itu.

Empat orang berhasil dibekuk secara terpisah berkat kelihaian aparat. Mereka diantaranya berinisial VH dan MT yang ditangkap di daerah perbatasan antara Pekanbaru - Kampar pada 11 November 2017 lalu. Sejak saat itu, pengembangan dilakukan untuk memburu tersangka lainnya.

Dari VH dan MT polisi melakukan pengembangan, sehingga berhasil menangkap satu pelaku berinisial LP di daerah Simalungun, Sumatera Utara, pada 14 November 2017. Sedangkan FS diciduk tanpa perlawanan di daerah Banten, Jawa Barat, dan dua orang lainnya masih diburu sampai sekarang.

Saat itu aparat berwajib juga tidak langsung mengekspose penangkapan itu, karena polisi sadar jika pelaku kerap mengikuti perkembangan kasusnya. Dikhawatirkan, nanti dapat menganggu proses perburuan, jika mereka tahu rekan-rekannya sudah berhasil tertangkap. ***