MEDAN-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara telah membuka masa penyerahan syarat dukungan pasangan calon (paslon) perseorangan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2018.

Masa penyerahan syarat dukungan ini dibuka oleh KPU Sumut pada 22-26 November 2017 dari mulai pukul 08.00-16.00 WIB di kantor KPU Sumut, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan.

Pantauan di hari pertama dibukanya masa penyerahan syarat dukungan tersebut, belum ada satu pun paslon perseorangan yang datang menyerahkan dukungan ke KPU.

Komisioner KPU Sumut, Benget Silitonga mengatakan, sejauh ini belum ada paslon perseorangan yang mengonfirmasi akan datang ke KPU untuk menyerahkan syarat dukungan.

"Untuk hari ini, kita belum ada menerima konfirmasi kedatangan Paslon perseorangan yang akan menyerahkan berkas dukungannya," kata Benget.

Dikatakannya, segala persiapan untuk menerima para paslon telah dilakukan oleh KPU. Dalam tahapan penerimaan syarat dukungan, KPU melibatkan 100 orang tenaga pendukung yang merupakan mahasiswa untuk menjadi tim peneliti syarat dukungan.

Tim peneliti ini nantinya mengecek jumlah syarat minimal apakah memenuhi persyaratan dukungan minimal 765.048 pemilih. Dukungan itu berupa salinan KTP elektronik atau surat keterangan (Suket) dari Disdukcapil.

Setelah verifikasi jumlah, maka selanjutnya berkas dukungan paslon perseorangan akan diverifikasi secara administrasi. Setelah dinyatakan lengkap maka akan dilanjutkan dengan verifikasi faktual setelah syarat dukungan diserahkan KPU ke PPS.

Salah satu bakal calon perseorangan, Irjen (Purn) Wisjnu Amat Sastro mengakui, kemungkinan besar ia tidak akan maju dari jalur perseorangan. Hal ini karena kesulitan memenuhi persyaratan minimal jumlah dukungan.

"Baru dapat 400 ribu (salinan KTP), ya dapat gak dapat lah. Kalau memang gak dapat, sebagai putra daerah kita sudah berupaya semaksimal mungkin, kalau ada partai yang meminang kita siap," kata Wisjnu.

Mantan Kapolda Sumut ini mengaku sudah ada beberapa parpol yang mendekat. Namun ia enggan merincinya. Hanya saja ia memastikan tidak akan mematok harus menjadi nomor satu atau nomor dua.

"Kita seperti air mengalir saja kalau yang terbaik untuk mengabdi itu tidak harus nomor satu nomor dua, yang jelas kita siap," tegasnya.