MEDAN - Gadget memang disinyalir menjadi salah satu faktor risiko yang menyebabkan anak mengalami keterlambatan bicara (speech delay). Tapi ternyata, ada faktor lain, sehingga masyarakat harus bisa mengenali penyebab serta penatalaksanaan dari keterlambatannya. "Gadget termasuk dalam faktor ekstrinsik yang menyebabkan anak speech delay. Anak tidak berinteraksi karena fokus menatap layar, seperti menonton dan bermain ponsel. Namun tidak hanya gagdet, keterlambatan bicara juga disebabkan karena faktor intrinsik dan ekstrinsik," kata dokter spesialis penyakit anak dr Rita Evalina Rusli MKed (Ped) SpA(K) kepada wartawan di Medan, Minggu (19/11/2017).

Ia menyebutkan, yang termasuk penyebab intrinsik yaitu, anak dengan retardasi mental. Semakin berat tingkat retardasi mentalnya maka semakin berat pula gangguan bicaranya.

"Lalu anak dengan gangguan pendengaran, penyandang autisme, anak dengan selebral palsi dan mutasi selektif. Yang termasuk mutasi selektif dalam hal ini anak tidak bicara karena tidak mau, atau anak hanya mau bicara pada kondisi dan dengan orang tertentu saja," jelasnya.

Faktor intrinsik lainnya, sebut dia, anak dengan kelainan organ bicara. Misalnya seperti lidah pendek, kelainan bentuk gigi dan rahang bawah, bubir sumbing, langit-langit terbelah dan kelainan bagian dalam dari hidung.

Sedangkan, yang termasuk dalam penyebab ekstrinsik terang Rita, antara lain adalah, teknik pengajaran yang salah, sejak bayi, anak tidak mendapat rangsangan cukup dari lingkungannya (kurang stimulasi). Kemudian, lingkungan yang sepi dan menyebabkan anak tidak bisa melihat atau meniru siapapun, begitupun anak kembar, karena saling meniru termasuk meniru cara bicara saudara kembarnya.

"Ada juga yang disebut bilingualisme, yaitu menggunakan lebih dari satu bahasa dalam sehari hari. Pada bilingualisme, sifat speech delay hanya sementara. Biasanya mereka memiliki perbendaharaan kata yang kurang, kecuali anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi," jelasnya.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, lanjutnya, untuk itu penatalaksanaan speech delay tergantung dari penyebab. Bila ada gangguan pendengaran, anak harus menggunakan alat bantu dengar dan terapi bicara. Jika retardasi mental, diperlukan stimulasi serta pendidikan khusus. Namun, apabila ditemukan kelainan anatomis maka segera koreksi.

"Terutama untuk anak dengan gangguan pendengaran, terapi bicara berperan memperbaiki, memulihkan, meningkatkan kemampuan bicara, bahasa dan komunikasi. Syarat terapi ini harus disertai interaksi sosial yang baik dan perilaku tidak hiperaktif," terangnya.

Tidak hanya itu, ia menambahkan, penatalaksanaan speech delay juga sangat diperlukan stimulasi dari orangtua. Misalnya, selalu aktif berbicara dengan anak. Berikan dorongan supaya anak bertanya, dengarkan dan ajak bermain.

"Mendongeng saat mau tidur juga membantu tata laksana speech delay. Biasakan setiap mengajarkan kata baru pada anak diikuti dengan menunjukkan bendanya," pungkasnya.