TANJUNGPINANG - "Press Gathering di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, ini merupakan kerja sama yang baik antara MPR dengan Koordinatoriat Wartawan MPR/DPR/DPD," ujar Sesjen MPR Ma'ruf Cahyono kepada wartawan saat mengikuti acara itu, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, 17 November 2017.

Lebih lanjut dikatakan, press gathering kali ini bukan kali pertama diadakan. "MPR sudah melaksanakan press gathering beberapa kali," ungkapnya.

"Press gathering rutin tiap tahun diadakan dan menyebar ke berbagai provinsi dalam rangka penyebaran informasi dan publikasi, " tambahnya.

Alasan press gathering kali ini diadakan di Tanjung Pinang, dikatakan oleh Ma'ruf Cahyono karena kota ini memiliki sumber daya alam yang layak dipublikasikan ke seluruh Indonesia.

"Dengan mengenalkan sumber daya alam di wilayah perbatasan akan memunculkan rasa bangga kepada Indonesia," ujarnya.

Lanjutnya, bila rasa bangga kepada Indonesia ada maka hal yang demikian akan melahirkan nasionalisme.

Untuk itulah 90 wartawan dari Jakarta dibawa ke Tanjung Pinang untuk melihat banyak hal terkait potensi wisata yang bisa menjadi wisata unggulan di Indonesia. "Potensi wisata yang ada kelak akan meningkatkan apresiasi negara lain pada Indonesia," harap Ma'ruf Cahyono.

Hadirnya wartawan ke Tanjung Pinang juga dalam rangka melihat wilayah perbatasan. Daerah perbatasan, menurut Ma'ruf Cahyono, harus menjadi prioritas pembangunan.

"Tak hanya aspek ekonomi yang menyangkut kebutuhan masyarakat namun juga aspek pembangunan ideologi," paparnya.

Sebagai daerah dengan posisi terdepan, daerah perbatasan diakui memiliki kerawanan dengan pengaruh ideologi asing.

"Oleh karena itu masyarakat perbatasan perlu diberikan ketahanan ideologi," ujarnya.

Diberikan ketahanan ideologi supaya jangan sampai terpengaruh ideologi lain yang bisa melunturkan pemahaman ideologi Pancasila.

Ketahan ideologi penting, menurut Ma'ruf Cahyono, ini sebagai modal masyarakat perbatasan untuk bersaing dengan negara-negara tetangga.

"Dengan memiliki daya saing yang tinggi kita mampu menjaga diri dan kepribadian serta mampu berkompetisi," paparnya. "Kalau ideologi rapuh akan berpengaruh pada aspek lain," tambahnya. ***