MEDAN - Maksud hati hendak beribadah di gereja, tak tahunya malah diseruduk kenderaan lainnya dari arah belakang. Batallah keinginan Lamsihar Hutagalung (40) untuk ikut bernyanyi dalam kelompok paduan suara. Nasib "apes" itu yang dialami Lamsihar Hutagalung (40), Minggu (12/11/2017).
Bergerak di sisi kanan jalan dari arah Pajak Melati, Jalan Flamboyan Raya, Medan, dan bermaksud hendak belok kanan menuju Gang Barus tempat gereja GKPS berada, mobil Daihatsu Xenia yang dikendarainya malah ditabrak dari belakang persisnya di depan showroom Toyota Auto 2000, sekitar pukul 10.00.

"Aku sudah berjalan pelan-pelan dan lampu sign kuhidupkan, kok bisalah ditabraknya. Kurasa main-main handphone tadi dia sambil nyetir," kata Lamsihar menjelaskan kepada medanbisnisdaily.com.

Adalah mobil jenis Daihatsu Xenia juga yang menyeruduk mobil Lamsihar. Pengemudinya Reza Fahlevi (31) yang berprofesi sebagai driver Grabcar. Reza bermaksud menjemput penumpang yang mengordernya.

Baik mobil Lamsihar yang berplat nomor BK 1938 OK maupun Reza dengan plat BK 1129 FF, keduanya sama-sama mengalami kerusakan ringan. Mobil Lamsihar pada bemper belakang sebelah kiri, Xenia Reza yang menyeruduk pada bemper depan bagian kanan.

Sudah bisa ditebak kalau antara Lamsihar dan Reza kemudian terjadi adu mulut ngotot-ngototan, saling bela diri, setelah keluar dari kenderaan masing-masing.

"Kakak kok ngerem mendadak akibatnya tak bisa kuelakkan, tabrakanlah," tegas Reza seolah-olah tak bersalah.

Lamsihar yang mengenakan busana kebaya jenis baju kurung dan berpenampilan rapi tak kalah gertak. "Eh, aku sudah hidupkan lampu sign ya, nggak mungkin aku mau belok kanan menuju gereja ngebut," balasnya.

Lamsihar yang merasa dirugikan menuntut Reza agar memperbaiki bemper berikut lampu sign mobilnya dengan biaya sepenuhnya darinya. Reza yang mengaku sedang tak punya duit sempat "mengayun" percakapan, berusaha agar Lamsihar memanfaatkan asuransi guna perbaikan mobilnya.

Oleh seorang petugas polisi lalu lintas keduanya didorong agar menemukan kata sepakat, berdamai. Sampai kesepakatan berdamai terlaksana, SIM mereka ditahan.

Sempat tak mudah bagi Reza dan Lamsihar untuk menemukan kata sepakat berdamai. Sampai-sampai Reza menelepon abangnya yang berada di Siantar yang menurut pengakuannya merupakan anggota DPRD.

"Sudahlah kak, aku nggak punya uang. 'Bagaimana kalau mobil kakak kita bawa ke bengkel abangku untuk diperbaiki," bujuk Reza.

Bagi Lamsihar pilihan tersebut dianggap lebih masuk akal dari pada harus menerima uang sebesar Rp 300.000 seperti yang ditawarkan Reza sebelumnya.

"Tapi sampai betul-betul bagus seperti semula ya diperbaiki," kata Lamsihar.

Perdebatan antara keduanya relatif panjang, hampir 1,5 jam waktu mereka habiskan.

"Nggak jadilah aku beribadah di gereja, padahal rencananya mau nyanyi di kelompok paduan suara," ujar Lamsihar.

Sementara bagi Reza, kesepakatannya dengan Lamsihar belum membuat masalah yang menderanya tuntas selesai. Masih ada satu lagi "korban"-nya yakni sepeda motor matic berplat nomor BK 2573 ADT yang ringsek kap bagian depannya akibat membentur Xenia Reza dari arah belakang.

"Sepedamotorku tadi nempel, tidak jauh dari Xenia yang tiba-tiba ngerem itu. Tak sempat aku ngerem, tertabrak dan aku jatuh ke samping," kata pemilik sepedamotor mati bermarga Sihite.