MEDAN-Untuk antisipasi maraknya penyebaran berita hoax yang terjadi di media sosial, Komisi Informasi Provinsi (KIP) Sumatera Utara melakukan memorandum of understanding (MoU) dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).

MoU berlangsung di Hotel Madani, Jalan Sisingamangaraja, Medan dan dihadiri langsung Ketua KIP Sumut, Abdul Jalil, Wakil Rektor III UMSU, Rudianto, Dekan Fisip UMSU, Tasrif Syam, serta Komisioner KIP Sumut lainnya.

"Kami yakin, dari dunia akademisi ini bisa berkembang, ke depan bisa dengan bentuk perjanjian yang lebih spesifik, namun tetap dalam bingkai rangkuman informasi. Melalui dunia pendidikan mahasiswa dipersiapkan sebagai generasi muda yang cerdas untuk memilah informasi," katanya.

"Saya melihat, UMSU ini sebagai perguruan tinggi yang ternama dan kredibilitasnya cukup baik, sehingga MOU ini sebagai pintu masuk komisi informasi untuk sama-sama bergandeng tangan dengan pihak UMSU," lanjutnya.

Namun, diakuinya, tak cukup hanya mengikut sertakan lembaga akademisi. Ia menambahkan, nantinya KIP Sumut akan melakukan kerja sama dengan instansi pemerintah, praktisi, dan LSM.

"Berhubungan dengan pihak lembaga lain sudah ada seperti Bawaslu dan sebagainya, tapi untuk bulan ini adalah yang pertama. Semoga ke depan kita coba ke perguruan tinggi negeri seperti USU juga akan kita segera lakukan," pungkasnya.

Setelah melakukan penandatanganan MoU dilanjutkan dengan diskusi tentang keterbukaan informasi publik, dengan pembicara Komisioner KIP Sumut, Robinson Simbolon, dan Wakil Rektor UII UMSU, Rudianto.

Ketua KIP Sumut, Abdul Jalil mengatakan, tujuan utama dalam kerja sama ini adalah untuk menciptakan mahasiswa sebagai agen anti hoax di tengah kehidupan keterbukaan informasi di media sosial yang overload.

"Karena memang informasi sangat penting, jangan sampai masyarakat dicekoki informasi hoax. Itulah tugas kita bersama. Ini banyak dilakukan kalangan mahasiswa yang kita anggap kaum intelektual. Memang arahnya kita persiapkan mahasiswa UMSU ini sebagai lini depan untuk membentengi dan menjadikan agen anti hoax," jelasnya.

Lanjutnya, ia mengakui lini akademisi memiliki peran penting untuk membantu mencerdaskan generasi muda dalam memerangi pemberitaan hoax, dan mencerdaskan masyarakat di masa keterbukaan informasi yang semakin menganga lebar ini.