MEDAN - Meski sudah diusung Partai Golkar, tak membuat Tengku Erry Nuradi dan Ngogesa Sitepu berhenti mendapatkan dukungan partai lain. Erry–Ngogesa disebutkan masih mengincar PDI Perjuangan.

Ketua Badan Pemenangan (BP) Pemilu DPD PDI Perjuangan Sumut Mangapul Purba mengakui, Tengku Erry Nuradi, Ngogesa Sitepu dan sejumlah tokoh lainnya merupakan bakal calon gubsu yang intens melakukan komunikasi politik ke PDI Perjuangan.

“Semua calon eksternal masih sama-sama kuat. Namun ada beberapa yang intens berkomunikasi dengan kita seperti Pak Edy Rahmayadi, Pak Tengku Erry, Pak Tuani Lumban Tobing dan Pak Ngogesa. Ini masih dinamis dan semuanya berpeluang, kita tidak berani mengeluarkan pernyataan nama-nama yang sudah mengerucut. Yang jelas ada 11 orang yang mendaftar ke PDI Perjuangan,” kata Mangapul.

Disebutkannya, DPP PDI Perjuangan menilai 11 orang yang mendaftar ke partai berlambang banteng moncong putih itu, merupakan putra-putri terbaik Sumut yang mau membangun Sumut.

“Prosesnya sudah ekspose di pusat. Kita tidak ada istilah mengerucutkan nama-nama yang mendaftar. Semua yang daftar adalah putra-putri terbaik Sumut yang mau membangun Sumut,” ujarnya.

Dia juga menyebutkan, ada beberapa nama dari internal yang juga digadang-gadangkan maju pada Pilgubsu 2018 mendatang. Diantaranya, Maruarar Sirait, Japorman Saragih, Effendi Simbolon dan Sukur Nababan dan lainnya. “Ada banyak yang muncul, tapi yang sering disebut-sebutin oleh suara parpol ke empat orang yang saya sebutin itu,” ujarnya lagi.

Dikatakannya, seluruh rangkaian mulai dari proses pendaftaran, psikotes, fit and proper test sudah dilakukan atau ditabulasi pada setiap calon. “Saya sudah seminggu di Jakarta mengikuti rapat-rapat untuk ekspose bakal calon tersebut, dan kita serahkanlah ke DPP PDI Perjuangan untuk menentukan siapa yang terbaik termasuk hasil-hasil survei yang dilakukan tim kita,” pungkasnya.

Dia berharap, DPP PDIP segera menentukan calon terbaik yang akan diusung pada Pilgubsu 2018 mendatang. “Kita sebagai kader dan penanggungjawab di DPD berupaya meminta jangan injuri time kita menentukan calon, seperti tahun-tahun sebelumnya. Saya sudah sampaikan alasannya bahwa ketika kita lebih dini mengeluarkan keputusan siapa yang terbaik maka kita lebih leluasa mapping lapangan. Tapi apapun keputusannya tetap di Jakarta, kita patuh saja,” pungkasnya.