MEDAN - Kehadiran tokoh nasional Dr Rizal Ramli, Sabtu (4/11/2017) kemarin ke Kota Medan menjadi tempat berkeluh kesah para mahasiswa dan warga berkaitan dengan kelanjutan nasib Danau Toba yang merupakan destinasi wisata kebanggaan seluruh warga Sumut. Saat memberikan kuliah umum di kampus Universitas Medan Area (UMA) misalnya seorang ibu bernama Indrawati Sinaga langsung mengeluhkan kondisi Danau Toba yang masih berbengkalai.

"Saya lahir dan menghabiskan masa kecil di lingkungan Toba, ombaknya dulu indah dan dulu saya sering membuat lukisan. Tapi sekarang Danau Toba tidak lebih baik," katanya.

Wakil Rektor UMA Zulkarnaen Lubis dalam sambutannya sebelum menyematkan kain ulos kepada Rizal Ramli mengatakan, pihak pengelola kampus dan para mahasiswa sudah lama menunggu kehadiran Rizal Ramli untuk mendengarkan berbagai masukan dalam membangun Indonesia yang lebih baik.

"Alhamdulillah, hari ini kita disuguhi hidangan ide, gagasan dan pemikiran yang sehat, ibarat gizi yang sangat bagus bagi kita semua," ujar Zulkarnaen.

Dalam kesempatan itu Rizal Ramli kembali menegaskan Danau Toba merupakan kawasan wisata potensial berkelasa dunia, sehingga sewaktu jadi Menko Maritim dan Sumber Daya dia bercita-cita membangun Danau Toba supaya menjadi the Monaco of Asia.

Untuk itu antara lain dia membentuk Badan Otoritas Danau Toba dan telah mempersiapkan berbagai disain untuk meningkatkan harkat Danau Toba, antara lain mempersiapkan story line dan berencana membangun sarana visual empat dimensi mengenai sejarah terbentuknya Danau Toba. Namun sayang cita-cita itu kini tidak diteruskan.

Sebagai rasa terkesan atas kuliah umum yang disampaikan oleh Rizal Ramli salah seorang mahasiswa di akhir acara menghadiahkan Rizal Ramli dengan sebuah pantun.

"Ini pantun kenangan dari kami Pak: Burung Pipit Mandi di Kali, Anak SMP Main Band, Kami Menunggu Pak Rizal Ramli, Supaya Segera Jadi Presiden," paparnya.