Meski bergerak fluktuatif, harga minyak mentah ditutup naik di pasar Amerika, Kamis (2/11) malam. Bahkan, minyak mampu bertengger di level tertinggi sejak Juli 2015. Pasar mempertimbangkan penurunan stok minyak di AS dan pengetatan produksi OPEC dan sekutunya.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di Nymex naik 24 sen menjadi US$ 54,54 per barel. Ini harga penutupan terbaik sejak 2 Juli 2015.

Investor optimistis pemotongan produksi minyak OPEC akan memperketat suplai di pasar. Seperti diketahui, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia sepakat memangkas produksi sekitar 1,8 juta barel per hari (bpd) hingga Maret 2018.

Pada Kamis (2/11), Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan, permintaan meningkat dan persediaan minyak turun, sementara kepatuhan terhadap kesepakatan pemotongan produksi sudah sangat bai.

"Kepatuhan secara keseluruhan OPEC menjadi lebih kuat. Pada pertemuan OPEC di akhir bulan ini, ada harapan komentar positif tentang memperpanjang pemotongan produksi," kata Mark Watkins, Manajer investasi regional di A.S. Bank, seperti dilansir CNBC.

Menteri Perminyakan Irak mengatakan dukungannya untuk membatasi pasokan minyak global demi meningkatkan harga. Produsen minyak kedua terbesar OPEC itu menyebut US$ 60 per barel menjadi target harga yang dapat diterima negaranya.

Harga minyak juga didukung berkurangnya persediaan minyak mentah AS, meski terjadi kenaikan produksi. Stok minyak mentah turun 2,4 juta barel pekan lalu meskipun produksi meningkat 46.000 bpd menjadi 9,55 juta barel per hari.

Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan, Rabu (1/11), stok minyak mentah Amerika Serikat turun 2,4 juta barel menjadi 454,9 juta barel per pekan lalu. Sebelumnya, American Petroleum Institute (API) melaporkan pada Selasa (31/10), persediaan minyak mentah AS turun 5,1 juta barel pada pekan lalu.