MEDAN - Memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober, puluhan mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan aksi protes di depan kampus USU Jalan Dr Mansur, Jumat (27/10/2017) sore. Dalam aksinya, massa yang mengatasnamakan Himpunan Mahasiswa Islam Fisip USU menyebut, kabinet Jokowi-Jusuf Kalla (JK) gagal mewujudkan pendidikan murah untuk rakyat Indonesia.

Menurut massa, komersialisasi pendidikan masih menjadi isu penting di mata para mahasiswa. Menyusul pemberlakuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dianggap merampas hak pendidikan untuk kaum miskin.

"Jokowi-JK gagal mewujudkan pendidikan murah, sebab UKT sangat memberatkan. Pemerintah harus mengkaji sistem itu. Anak petani dan buruh tidak bisa kuliah karena sistem pendidikan tinggi yang biayanya mahal," ujar Ketua Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP) HMI Fisip USU, Ahmad Fahrezi Harsya dalam orasinya.

Selain soal UKT, massa juga mengkritik kasus kekerasan di dalam kampus. Khususnya kasus kekerasan yang diduga dilakukan sekuriti kampus terhadap mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU, Immanuel Silaban.

"Kampus (USU) juga semakin represif. Baru-baru ini rekan kami Immanuel Silaban dianiaya sampai kritis. Kampus perlu melakukan evaluasi," cetus dia.

Oleh karena itu, HMI Fisip USU mengecam keras tindakan represif sekuriti terhadap mahasiswa. Mereka menuntut kasus itu diusut sampai tuntas.

"Kampus harus bertanggung jawab atas penganiayaan itu," tukasnya.

Pada unjuk rasa tersebut berlangsung damai. Massa sempat melakukan aksi membakar ban bekas.