MEDAN-Rektor Universitas Sumatra Utara (USU), Prof Dr Runtung Sitepu SH MHum menolak tuntutan mahasiswa untuk menghapuskan aturan jam malam. Ia menegaskan, surat edaran tentang aturan jam malam itu dibuat demi kebaikan mahasiswa itu sendiri.

Selama ini, papar Runtung, beberapa ruangan di USU dijadikan sebagai tempat tidur dari orang yang diindikasi bukan mahasiswa. Selain itu juga dijadikan tempat memasarkan narkoba. Sehingga, membuat tempat itu menjadi sarang narkoba.

"Ini sesuai pengaduan yang kita terima. Tidak etis, kampus dijadikan sarang narkoba. Ini yang kita cegah. Bukan dengan tujuan membatasi ruang gerak mahasiswa, ujar Runtung kepada wartawan, di Medan.

Dikatakannya, jika kampus memang benar-benar digunakan untuk aktifitas akademik, pihak rektorat pasti akan mengizinkan, meski hingga larut malam.

"Mana mungkin kita larang-larang mahasiswa melakukan kegiatan akademik di kampus. Kalau memang tujuannya positif, tidak ada masalah. Kalau benar-benar dimanfaatkan untuk belajar, tidak akan dibatasi waktunya. Kita juga pernah jadi mahasiswa kok," katanya.

Terkait kasus penganiayaan terhadap Imanuel Silaban, Runtung meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas pelakunya.

"Kita tidak ada sama sekali menutup-nutupi kasus pemukulan tersebut. Kita sangat berharap polisi dapat mengungkap siapa saja pelaku-pelaku pemukulan itu. Kita sangat menyayangkan kejadian ini, dan semoga untuk ke depannya tidak terjadi lagi," harapnya.

Diketahui, hingga kini, Imanuel masih dalam kondisi kritis di Rumah Sakit (RS) Columbia Asia Medan. Sementara, dua satpam USU, yang juga ikut menjadi korban bentrok antara mahasiswa dan satpam, atas nama Slamet Riyadi dan penjaga keamanan FIB USU Reza, sudah mulai berangsur pulih. Mereka yang semula di rawat di Rumah Sakit (RS) USU sudah diperbolehkan pulang untuk di rawat di rumah.

Saat unjuk rasa ratusan mahasiswa di depan kantor biro rektorat, Kampus USU, Padang Bulan, Medan mahasiswa menuntut pertanggungjawaban pihak rektorat atas penganiayaan Imanuel Silaban yang dilakukan puluhan satpam kampus.

"Jika tidak diusut tuntas, maka kampus akan kami hijaukan (demo besar berjaket almamater warna hijau)," teriak Gubernur FIB USU Yosua Yordan Pangihutan Manalu dalam orasinya.

Selain itu, mahasiswa juga menuntut SK tentang aturan jam malam dicabut.

"Kami terkesan dicederaisasikan, telah menyamaratakan kita, bahwasanya kita orang-orang tidak terpelajar. Padahal kami adalah orang-orang yang membicarakan hak. Kami juga menuntut dihentikannya intervensi kepolisian dan militer di dalam dunia kampus, karena kampus adalah ladangnya kaum intelektual, kita bebas berkarya dan berkreatifitas,” ujarnya.

Ia kembali menegaskan, jika tuntutan para mahasiswa tidak direspon cepat, maka kampus akan diboikot, dilibur paksa dan dihijaukan.