MEDAN-Anggota Komisi C DPRD Sumut, Meilizar Latif memberi limit waktu untuk PDAM Tirtanadi Sumut agar menormalkan kembali distribusi air bersih paling lama besok (Rabu).

"Paling lama pagi ini distribusi air ke rumah-warga sudah normal. Ini waktu paling lama kita kasih, atau kita silahkan warga untuk langsung meminta pertanggungjawaban PDAM Tirtanadi," ujarnya kepada wartawan.

Menurut Politisi Partai Demokrat ini, tidak mengalirnya distribusi air PDAM Tirtanadi Provinsi di sejumlah wilayah di Medan dan sekitarnya membuat warga resah, bahkan terpaksa membeli air isi ulang untuk keperluan mandi dan memasak.

"Itu juga tidak mencukupi, air kebutuhan primer masyarakat. PDAM jangan diam saja. Gangguan yang sudah hingga 5 hari ini tidak dapat ditolerin lagi," ucapnya.

Memang penjelasan dari PDAM Tirtanadi, gangguan diakibatkan pipa transmisi berdiameter 1.000 mm pecah di Jalan Purwo, Delitua pada Kamis (19/10/2017) dan belum bisa diperbaiki permanen.

"Warga tidak mau tahu alasan itu, seharusnya sudah tahu rusak segera dilakukan perbaikan. Tirtanadi kan punya teknisi-teknisi yang handal, jadi jangan membiarkan keresahan warga ini berhari-hari," tegas Meilizar.

Diketahui, wilayah pelayanan mengalami gangguan distribusi, seperti Jalan Medan-Delitua, Jalan Purwo, Jalan Stasiun, Jalan Sari, Jalan Benteng, Jalan Marendal, Jalan STM, Jalan Sakti Lubis, Jalan Brigjend Katamso, Jalan Tritura.

Kemudian Jalan M Nawi Harahap, Jalan Alfalah, Jalan Pelangi, Jalan Garu 1 - 6, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Halat, Jalan Amaliun, Jalan Laksana, Jalan Bakti, Jalan Japaris, Jalan Puri, Jalan Medan Area Selatan, Jalan AR Hakim dan Jalan Sutrisno.

Pelayanan juga terganggu di Jalan Menteng, Jalan Bahagia by Pass, Jalan AR Hakim, Kompleks Asia Mega Mas, Jalan Yamin, Jalan Letda Sudjono, Jalan Thamrin, Jalan Madong Lubis, Jalan Pancing, Jalan Perjuangan, Kompleks Unimeda dan RS Haji.

Meilizar menyebutkan, meski PDAM Tirtanadi juga menyediakan tangki air kepada warga, tapi itu juga tidak dilakukan sesegera mungkin dengan kapasitas air yang banyak.

"Berapa banyak tangki air yang mereka siapkan, apakah bisa memenuhi kebutuhan warga di wilayah yang terkena gangguan ini? Terpaksa juga warga harus beli air. Tapi apakah semua sanggup membeli dengan kapasitas banyak? Air itu kebutuhan pokok lho, tidak hanya untuk mandi tapi juga memasak dan lainnya," kata Meilizar.

Gangguan distribusi air ini, tambahnya, harus menjadi pengalaman terakhir dan tidak boleh terjadi lagi. Manajemen PDAM Tirtanadi harus memiliki antisipasi menghadapi segala kerusakan atau kecelakaan yang mengancam terganggunya distribusi air ke warga.

"Jangan sampai ini bisa terjadi lagi, dengan alasan kerusakan apapun, Tirtandi harus siap mengatasi dan memperbaikinya. Tidak seperti sekarang yang harus berhari-harga warga tidak mendapatkan air," katanya lagi.

Kompensasi
Ia juga menambahkan, PDAM Tirtanadi juga harus memberi kompensasi kepada seluruh pelanggan nya yang mengalami gangguan distribusi air bersih dengan memberi potongan harga pada tagihan air. "Warga sudah banyak dirugikan, pemerintah jangan diam saja. Tagihan air dikasih potongan. Jangan saat meminta menaikkan tarif air saja, manajemen berharap masyarakat untuk mengerti," tegasnya.