MEDAN-Kegeraman publik atas penganiayaan puluhan Satpam Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) terhadap mahasiswa Immanuel Silaban atau Nuel (26), menarik simpati Sekretaris Komisi A DPRD Sumut, Sarma Hutajulu.

Sarma yang mengaku telah mengetahui tindakan brutal tersebut melalui laporan media mengutuk keras telah terjadinya perilaku premanisme di bekas tempat kuliahnya itu.

Oleh karenanya, dia meminta agar Kapoldasu dan Kapolrestabes segera mengusut tindakan yang telah menyebabkan Nuel berada dalam kondisi kritis akibat dihantam berbagai benda tumpul tersebut.

"Sesegera mungkin saya sebagai pribadi dan sebagai anggota DPRD Sumut meminta Kapoldasu dan Kapolresta mengusut pengeroyokan dan penganiayaan terhadap Nuel, seluruh satpam yang merupakan pelakunya ditangkap," tegas Sarma yang merupakan lulusan FH USU.

Menurut Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut, tidak seharusnya satpam yang mendapatkan upah dari mahasiswa malah menghabisi mereka. Tugas satpam seharusnya menciptakan keamanan, bukan sebaliknya menghadirkan ketakutan di tengah kampus.

Rektor USU Runtung Sitepu oleh Sarma juga diminta ikut bertanggung jawab atas kejadian itu. Rektor harus segera menjelaskan kepada publik kenapa tindak kekerasan terjadi di dalam kampus terhadap mahasiswa.

"Rektor harus menyatakan permintaan maafnya kepada publik Sumut atas peristiwa memalukan yang telah mencederai nilai-nilai tridarma perguruan tinggi tersebut," tegas Sarma.

Sebagaimana diberitakan, Kamis (19/10/2017) sekitar pukul 22.00 WIb, puluhan satpam menganiaya Nuel di dalam areal kampus. Dengan menggunakan benda-benda tumpul seperti potongan kayu yang terpasang paku di salah satu ujungnya, linggis dan sebagainya, tubuh Nuel dihantam.

Dalam kondisi tak bisa melawan lehernya dililiti rantai lalu diseret masuk ke dalam mobil pick up. Selama beberapa jam Nuel tidak diketahui entah berada di mana sebelum akhirnya diketahui dirawat di ruang ICU RS Bhayangkara Medan, Jumat (20/10/2017), selanjutnya dirujuk ke RS Columbia Asia.