JAKARTA - Rangkaian test event "Road to Asian Games 2018" yang digelar Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) bekerja sama dengan induk organisasi olahraga nasional (PB/PP) tak hanya bertujuan untuk menguji kesiapan panitia.

Lebih jauh lagi, kesiapan competition venue juga menjadi prioritas. Hal itu terlihat dari test event “Road to Asian Games 2018” cabang equestrian bertajuk FEI World Jumping Challenge 2017 yang berlangsung di Arthayasa Stables, Limo, Depok, Jawa Barat.

Semula format pertandingan test event equestrian ini akan menggunakan sistem CCI (concours complet international) yang berlangsung selama tiga hari penuh, dan memakai urutan nomor lomba eventing, yakni dressage dan show jumping di hari pertama sebagai babak pendahuluan, lalu lomba cross country di hari kedua, dan pada hari ketiga digelar kembali lomba dressage dan show jumping yang merupakan babak final.

Oleh karena itu, sejak awal kompetisi, Pordasi (Persatuan Olahraga Berkuda Indonesia) sebagai pelaksana lomba menjadwalkan test event equestrian ini digelar di dua competition venue.

Arthayasa Stables untuk pertandingan dressage dan show jumping, sementara lomba cross country berlangsung di Jakarta International Equestrian Park Pulomas (JIEPP).

“Namun karena persiapan lokasi di JIEPP belum matang untuk lomba cross country, maka kami melakukan perubahan. Semula, kami akan menggunakan format CCI, yakni cross country dipertandingkan sebelum babak final show jumping, namun sekarang pertandingan di balik menjadi show jumping terlebih dahulu kemudian cross country, atau menggunakan format CIC (concours international combine),” jelas manajer kompetisi, Jupri Mardi, Sabtu (14/10/2017).

Perubahan yang sesuai dengan peraturan FEI (federasi equestrian internasional) itu diambil karena saat final inpeksi oleh juri, lokasi JIEPP masih terdapat beberapa rintangan yang harus diperbaiki sehingga perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu.

“Inilah tujuan besar dari test event, yakni mengetahui kesiapan venue sejak dini sehingga kita bisa melakukan perbaikan pada dua seri lagi test event cabang equestrian yang semuanya diagendakan berlangsung di Pulomas. Tak lagi di Arthayasa Stables karena lokasi di Arthayasa akan digunakan untuk competition venue cabang modern pentathlon,” tambah Jupri.

PORDASI sendiri akan terus berkoordinasi dengan INASGOC, terutama Departement Venue and Environment untuk mempercepat kesiapan JIEPP agar  dua seri test event yang direncanakan pada 3-5 November dan 1-3 Desember berjalan dengan baik karena dukungan venue yang maksimal.

Sementara itu dalam pertandingan hari kedua, di kelas eventing open/dressage yang telah melangsungkan dua hari kompetisi yang diikuti 16 rider, posisi pertama ditempati Alvaro Menayang dengan total penalti sebanyak 54,5. Posisi ke dua diduduki rider Jojo Jonathan dengan jumlah total penalti 55,8, dan Jendry Palandeng di posisi ke tiga (56,3).

Sedangkan untuk kategori show jumping yang melombakan tiga kelas, yakni 80 cm, 90 cm, dan 100 cm dikuasai para rider yang berbeda. DI kelas show jumping 80 cm, posisi pertama ditempati Jundi El Wathon dengan total penalti kesalahan 0,00 dan mencatat waktu, 52,00 detik.

Di posisi kedua Mochammad Farhan Wahono dengan penalti kesalahan 0,00/55,33 detik dan Charlotte Fatima Haque Ramadhan di peringkat ketiga dengan pinalti 0,00/ 56,66 detik.

Pada kelas show jumping 90 cm, giliran Mochammad Farhan Wahono berada pada posisi pertama dengan total penalti 0,00 dengan catatan waktu 56,36 detik. Di posisi kedua Herdian Ramadhan, penalti 0,00/ 57,93 detik dan posisi terakhir diduduki Iwan Setiawan (0,00/ 58,89 detik).

Kemudian pada kelas show jumping 100 cm, Herdian Ramadhan menjadi kampiun dengan 4 poin penalti kesalahan/57,08 detik. ***