MEDAN|Langkanya gas tabung 3 kilo di kawasan Belawan sangat mempengaruhi pendapatan para kaum nelayan tradisional. Bahkan disinyalir ada spekulan gas bersubsidi tersebut yang bermain untuk kepentingan pribadi, Kamis (12/10/2017).

"Kita bertanya-tanya kenapa gas bersubsidi untuk masyarakat nelayan di Belawan bisa tak ada?. Mana Hiswana Migas (Himpunan Pengusaha Swas­ta Nasional Minyak dan Gas Bumi ) yang katanya menjadi ujung tombak serta menjadi pemantau gas sampai ke masyarakat? . Seharusnya Hiswana Migas bertanggungjawab," kata Alfian Yunan selaku Kabid Infokom PNTI Sumut saat ditemui di Kota Belawan.

Dengan langkanya gas bersubsidi untuk masyarakat nelayan di kawasan Belawan. Seharusnya Hiswana Migas bekerja keras serta mau turun langsung ke lapangan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya keadaan gas di masyarakat.

"Lagi-lagi kita menyayangkan Hiswana Migas serta Pemerintah yang tak pro aktif dengan warga. Bayangkan saja bukan di Belawan ini saja yang tak ada gas, bahkan di kawasan Medan Utara gas 3 kilo udah nggak nampak," kata Alfian lagi.

Menurut Alfian yang juga merupakan Sekretaris Jendral PAC Pemuda Pancasila Medan Belawan, kini data para warga yang menjadi pemakai gas bersubsidi dari Pemerintah akibat konversi minyak tanah tidaklah jelas. Karena kini warga semuanya telah membeli gas kepada para pengecer di jalan.

"Mungkin saja data pengguna gas 3 kilo di masyarakat saat ini tak ada lagi. Jadi dugaan keras bisa saja orang-orang yang tak bertanggungjawab memakainya lagi. Tapi koq Hiswana Migas yang notabenenya menjadi pemantau kesannya tak punya arti," ucap Alfian lagi.