MEDAN-Di balik "ogah"-nya Bakal Calon Gubernur Sumatera Utara (Balon Gubsu) Petahana Tengku Erry Nuradi dalam merespon dukungan Partai Golkar, muncul opini yang menyebutkan bahwa Erry lebih menanti dan memilih dukungan dari PDIP.

Berstatus sebagai partai berkuasa, dukungan PDIP akan sangat berarti bagi seorang bakal calon gubernur. Termasuk Erry, akan sulit mengabaikan potensi yang dimiliki oleh PDIP tersebut.

Hal itulah yang ditenggarai menjadi alasan mengapa Erry hingga kini belum merespon secara serius dukungan dari Partai Golkar, sebagaimana yang disampaikan oleh pengamat politik Faisal Riza.

"Alasannya Partai ini merupakan partai berpengaruh kuat di Sumut, partai pemenang Pemilu 2014. Kemudian hal yang tidak bisa diabaikan bahwa PDIP juga partainya Presiden, partai pendukung utama pemerintah," katanya.

Jika Erry benar-benar mendapatkan dukungan dari partai PDIP dan mampu memenangkan kontestasi Pilgubsu 2018,  maka Erry akan mendapat kekuatan dan dukungan penuh dari pemerintah pusat dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin di Sumatera Utara.

Oleh karena itu, jelas Faisal, bukan suatu hal yang aneh jika Erry sangat mengharapkan datangnya dukungan dari partai berlambang banteng bermoncong putih tersebut.

"Dukungan ini lebih berarti bagi Erry karena akan memudahkan dia berkomunikasi dalam pembangunan dan mendapatkan dukungan kuat dari pusat," jelas Faisal.

Sementara sosok yang akan menguat untuk menjadi bakal wakilnya Erry, yang tentu saja dari kader internal PDIP, lanjut Faisal, adalah sosok yang mewakili Suku Jawa.

"Kemungkinan PDIP, jika benar mendukung Erry, mengajukan calon wakil, bisa saja dari Etnis Jawa untuk representasi pemilih mayoritas berbasis etnis. Tapi ini dinamika politik masih banyak kemungkinan lain," tandasnya.