MEDAN-Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Sumatera Utara (Sumut), Khadijah EL Ramija mengimbau agar para petani padi di Sumut mulai mengantikan varietas tanaman padi yang lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit terutama hama wereng batang coklat (WBC).

"Jangan tunggu puso dulu baru petani mau menggantikan varietas padinya. Karena saat ini masih banyak petani yang bertahan dengan varietas padi yang lama seperti Ciherang," kata Khadijah di Medan.

Menurut Khadijah yang didampingi Staf Peneliti BPTP Balitbangtan Sumut Akmal, kekebalan atau daya tahan varietas Ciherang saat ini sudah rendah dalam artian mudah diserang hama dan penyakit.

Karena itu, sebelum petani mengalami kerugian, lebih baik petani mengganti varietas padinya dengan varietas yang tahan serangan hama dan penyakit serta kondisi lapangan, seperti ketinggian tempat, cuaca dan lain sebagainya.

Saat ini kata dia, banyak pilihan varietas padi yang telah dilepas oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Untuk Inpari saja ada 43 jenis yang telah dilepas Kementan mulai dari Inpari 1 sampai 43. Dan, masing-masing varietas keunggulan masing-masing.

Khusus untuk Inpari 33 misalnya, varietas ini tahan terhadap serangan hama wereng batang coklat. Inpari 42 dan 43, tahan terhadap kekeringan ataupun kebanjiran. Ada juga Inpari 28 yang boleh ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian antara 600-1.200 meter di atas permukaan laut.

"Jadi tinggal petaninya sendiri yang menentukan atau memilih varietas apa yang cocok untuk ditanamnya. BPTP Balitbangtan Sumut sendiri sudah melakukan sosialisasi dengan membuat demplot-demplot di daerah. Hanya saja demplot yang dibuat sangat terbatas," jelas Khadijah.

Karena itulah, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura baik kabupaten kota maupun provinsi dapat mensosialisasikan dengan membuat demplot-demplot yang lebih luas lagi, sehingga petani bisa lebih cepat mengetahuinya dan menerapkannya.

Sejauh ini lanjut Khadijah, penggunaan varietas baru seperti Inpari ini masih berkisar 20% yang telah digunakan petani di Sumut. Jumlah ini masih jauh dari yang diharapkan.

Karena itu pihaknya berharap perlu dilakukan Diseminasi Percepatan Inovasi Teknologi Varietas Unggul baru agar diketahui masyarakat luas khususnya petani di Sumut.

BPTP Balitbangtan Sumut kata Khadijah mendukung penuh program Presiden Joko Widodo untuk mencapai kedaulatan pangan.

"Jadi petani tidak perlu khawatir ataupun takut terhadap serangan hama dan penyakit saat melalukan kejar tanam, tanam dan tanam, asalkan petani dapat memilih varietas yang pas dan melakukan tanam serentak paling tidak dalam satu hamparan. Karena saat ini, sudah ada gerakan pengendalian tersistem dalam mengendalikan hama dan penyakit khususnya hama wereng batang coklat," kata Khadijah.