MEDAN-Sampah di Tempat Penampungan Akhir (TPA) Terjun, Kecamatan Medan Marelan semakin menggunung.

Hal ini bukan tanpa alasan, saban hari ada 2000 ton sampah bersumber dari 21 kecamatan se-Kota Medan bermuara ke TPA Terjun tanpa ada proses penguraian atau pemanfaatan menjadi sumber energi.

Berbincang dengan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan Muhammad Husni menyebutkan, sudah banyak perusahaan asing yang ingin mengelola sampah Kota Medan.

Di antaranya perusahaan asal Tiongkok, Jepang, Korea dan lainnya.

"Banyak yang memberikan penawaran untuk mengelola sampah di TPA Terjun menjadi energi listrik. Rata-rata investor asing, tapi sampai saat ini belum ada yang merealisasikannya," ucap Muhammad Husni.

Menurut Husni, investor enggan menanamkan modalnya untuk mengelola sampah lantaran terbentur kebijakan investasi yang diberlakukan pemerintah pusat.

Termasuk kebijakan PLN yang menetapkan harga pembelian energi listrik yang dihasilkan dari pengelolaan sampah tersebut. Sedangkan dari sisi jenis sampah, ucap Husni, sudah sesuai kategori pengelolaan. Kuota sampah pun sangat mencukupi.

"Investasi ini memerlukan teknologi besar, artinya modal besar. Mungkin hitungan satuan bisnis yang belum cocok, berapa peluang keuntungan mereka. Termasuk harga satuan listrik yang dibayarkan PLN," sambungnya.

Walaupun demikian pihaknya terus mencari solusi agar sampah-sampah tersebut dapat dikelola.

"Harus dicari solusinya. Sampah ini harus diolah, tak bisa dibiarkan terus di penampungan," pungkasnya.