JAKARTA - Sejumlah partai pendukung pemerintah mulai kehilangan minat untuk mengusung Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai salah satu calon pendamping Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019.

Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Johnny Gerald Plate, mengatakan partainya telah lama menggadang-gadang Gatot sebagai kandidat alternatif calon wakil presiden.

"Tapi manuvernya belakangan ini jadi poin negatif. Kami harus mempertimbangkan lagi rencana mengusulkan Gatot kepada koalisi," kata Johnny seperti dikutip GoNews.co dari Tempo.co, Jumat , 29 September 2017.

Menurut Johnny, peluang mengusung Gatot telah dibicarakan beberapa kali dalam rapat Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem. Partai menilai kinerjanya cukup baik.

NasDem, kata Johnny, berencana menyodorkan nama Gatot sebagai calon wakil presiden ke pemimpin koalisi partai pemerintah, PDI Perjuangan, seusai mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu pensiun pada Maret 2018.

Jenderal Gatot Nurmantyo disorot setelah mengumbar kabar tentang adanya lembaga non-militer yang berniat membeli 5.000 pucuk senjata api. Informasi yang disampaikan pada acara silaturahmi purnawirawan dan perwira tinggi di Markas Besar TNI, Jumat pekan lalu, itu dinilai kontroversial karena Gatot menyatakan akan menyerbu institusi itu jika merealisasi rencananya. Belakangan, Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menepis pernyataan Gatot.

Sebelumnya Gatot memerintahkan jajaran TNI di daerah mengajak masyarakat nonton bareng film Pengkhiatanan G 30 S/PKI, yang kemudian menyulut pro dan kontra. Padahal, pemerintah menarik peredaran film buatan sutradara Arifin C. Noer itu sejak September 1998 lantaran dianggap sarat rekayasa sejarah. Sejumlah kalangan menilai Gatot bermanuver politik menjelang pensiun dan pemilihan presiden 2019.

Rencana dukungan partai bukan hanya dari koalisi pemerintah. Gerindra telah menyatakan sedang mempertimbangkan untuk memasangkan Gatot dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Begitu pula Partai Keadilan Sejahtera.

Partai Persatuan Pembangunan, anggota koalisi pemerintah, membenarkan telah menempatkan Gatot sebagai salah satu calon kuat (selain kandidat dari internal partai) yang akan diusung pada Pemilu 2019. “Sejak awal Gatot diminta siap ke tingkat yang lebih tinggi (presiden atau wakil presiden),” kata Wakil Ketua Umum PPP Reni Marlinawati.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan, Teras Narang, menyatakan partainya belum membicarakan pemilihan presiden 2019 dengan partai anggota koalisi. Saat ini semua partai berkonsentrasi pada pemilihan kepala daerah serentak pada 27 Juni 2018.

Setelah itu, kami akan bahas tentang 2019. Politik itu dinamis,” kata dia. Agustus lalu, Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah menyatakan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang akan memutuskan usul calon presiden dan wakilnya.

Sumber Tempo mengungkapkan PDI Perjuangan kini getol menimang sejumlah kandidat pendamping Jokowi. Kalangan profesional non-militer dianggap paling menguntungkan untuk memastikan Jokowi tak direcoki oleh wakil presiden yang sibuk bermanuver mencalonkan diri untuk pemilihan presiden 2024. "Bisa laki-laki atau perempuan (kandidatnya)," kata sumber di lingkungan Istana Negara ini.

Namun Jenderal Gatot Nurmantyo sendiri menampik tudingan bermanuver politik. Apalagi mencalonkan diri di pemilihan 2019, kata dia, “Saya enggak mikir. Belum.” ***