MEDAN - Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara (Sumut) pada semester II-2017 diharapkan membaik. Sebab, pertumbuhan pada semester I melemah. Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengungkapkan, pada semester I pertumbuhan ekonomi hanya 4,8%. Capaian ini menurun dibanding tahun sebelumnya yang mampu mencapai 5,08%.

"Kalau dilihat pertumbuhan per semesternya, semester I tahun 2017 menunjukkan pelemahan dibandingkan dengan semester yang sama tahun lalu. Hal ini menjadi indikasi yang kuat bahwa daya beli masih bermasalah di Sumut," ungkap Gunawan, Kamis (28/9/2017).

Diutarakan dia, meski demikian laju pertumbuhan ekonomi Sumut di kuartal kedua mengalami kenaikan yang cukup signifikan menjadi 5,09%. Dibandingkan realisasi kuartal sebelumnya yang hanya sebesar 4,5%.

Tentunya, ini kabar yang baik di tengah ekspektasi memburuknya kinerja perekonomian Sumut, seiring dengan masih melemahnya harga komoditas unggulan di wilayah ini.

"Kalau mengacu kepada data ekspor yang membaik, memang dibantu dengan membaiknya kinerja perekonomian di sejumlah negara seperti China dan India yang memang mengalami kenaikan pertumbuhan ekonomi di kuartal II tahun ini. Tetapi, dengan ekspor yang mengalami kenaikan tersebut belum diikuti dengan harga yang mumpuni," kata ekonom dari UIN Sumut ini.

Ia mengemukakan, ekspektasi hingga akhir tahun ini perekonomian Sumut seharusnya mampu diakselerasi lebih baik lagi. Kuncinya ada diakselerasi penyerapan belanja pemerintah.

"Kita tidak bisa sepenuhnya bersandar kepada belanja pemerintah pusat dalam pembangunan infrastruktur untuk menggenjot pertumbuhan di atas 5%. Karena, selama ini belanja investasi dalam skala besar tersebut memang menyelamatkan perekonomian Sumut dari potensi pelemahan yang lebih dalam. Akan tetapi, ketergantungan Sumut dengan perubahan ekonomi di sejumlah negara lain membuat akselerasi pertumbuhan ke depan rawan terganggu," ujarnya.

Ditambahkan Gunawan, dorongan perkembangan industri di wilayah ini belum mampu mengandalkan sektor manufakturnya. Sebab, sejauh ini pembangunan yang dilakukan masih terfokus kepada perbaikan pondasi ekonomi yang kuat dengan mengupayakan ketersediaan infrastruktur yang lebih mumpuni.