JAKARTA - Soal adu cepat di arena balapan, Muhammad Fadli Imanuddin sudah membuktikan keandalannya. Pada ajang balap motor road race dia merupakan juara Asia. Meskipun demikian, ketika berlaga di ajang ASEAN Para Games IX/2017 ada getar lain yang dirasakan pebalap motor yang beralih ke balap sepeda setelah mengalami kecelakaan tragis dua tahun lalu.

"Saat di balap motor saya membela nama tim. Namun kini saya turun membela nama bangsa dan negara. Tentu ada getar lain di sini," ujar Fadli ketika diwawancarai usai membela Kontingen Merah Putih untuk petama kalinya di ajang pesta olahraga antar-atlet disabilitas tingkat Asia Tenggara itu, Minggu (17/9/2017).

Debut Fadli sangat luar biasa. Pria kelahiran Bandung 25 Juli 1984 itu langsung mampu merebut medali perunggu dari nomor sprint 1 km kategori C4 putra. Istimewanya lagi medali yang diraih Fadli di Velodrome Nasional Malaysia, Negeri Sembilan, merupakan medali pertama Kontingen Indonesia.

"Sebenarnya saya tidak memasang target apa-apa karena ini merupakan penampilan pertama dan persiapan untuk track juga baru saya jalani beberapa hari ini. Namun karena ini membela negara saya berusaha berjuang maksimal. Syukur akhirnya bisa meraih perunggu sesuai dengan persiapan yang dilakukan," kata ayah dari satu anak itu.

Sukses meraih perunggu itu membuat Fadli makin termotivasi untuk kembali meraih hasil maksimal di nomor 4.000 m sebelum terjun dalam nomor andalannya road race. Di nomor jalan raya ini Fadli dijagokan untuk bisa merebut emas.

"Untuk road race saya sudah melakukan persiapan lebih matang karena ketika masih balap di motor saya selalu naik sepeda untuk mempersiapkan fisik. Setiap latihan saya bisa menempuh 100 km. Selain itu di jalan raya banyak tantangannya terutama mengatur daya tahan. Saya sudah biasa melakukan itu," tutur instruktur pembalap Astra Honda Racing Team itu.

Perjalan Fadli menekuni balap sepeda hingga jenjang prestasi melalui jalan berliku bahkan tragis. Walaupun sepeda sudah akrab namun dia baru serius terjun ke balap sepeda setelah mengalami kecelakaan ditabrak dari belakang pebalap Thailand saat merayakan kemenangan merebut juara Asia di Sirkuit Sentul tahun 2015. Akibat kecelakaan itu kaki kiri Fedli pun harus diamputasi.

Namun semangat Fadli untuk tetap berprestasi di olahraga tidak terhenti. Pilihan pun diambil dengan terjun di balap sepeda disablitas. Dengan digembleng pelatih Puspita Mustika Adya, secara perlahan namun pasti Fadli menunjukkan prestasi di balap sepeda sehingga terpilih memperkuat Kontingen Indonesia ke ajang ASEAN Para Games 2017. 

Dia akan turun di empat nomor diantaranya di nomor jalan raya yang merupakan andalannya. Jika mampu mewujudkan target merebut emas maka Fadli sudah mampu menunjukkan prestasi membanggakan di "dua dunia", yakni di dunia balap motor dan balap sepeda.

Setelah mapan di balap sepeda, Fadli tidak melupakan balap motor. Bukan hanya tetap menjadi instruktur pembalap, Fadli punya rencana akan kembali menekuni balap motor tanpa meninggalkan balap sepeda. Dia sudah siap mengarungi dua dunia berbeda yang sudah mampu mengangkat namanya. "Saya akan segera kembali ke balap motor. Namun balap sepeda tidak akan saya tinggalkan. Kini siap membalap di sepeda dan motor," tuturnya.***