BANDUNG - Test event "Road to Asian Games 2018" bertajuk Indonesia Squash Junior 2017 yang diadakan di Siliwangi Squash Center, Bandung, Jabar, 10-16 September tak hanya untuk menguji kesiapan panitia pelaksana dan mekanisme pertandingan.

Penggunaan tehnologi sistem scoring, tournament software yang pertama kali digunakan di ajang ini bertujuan untuk pembelajaran agar saat Games Times tahun depan panitia pelaksana terbiasa dengan tehnologi tersebut.

Sejak test event ini digelar, di pertandingan tunggal putra-putri dan dilanjutkan pada nomor beregu, Rabu (13/9/2017) sistem scoring tournamen software sudah digunakan. Penerapan tehnologi tersebut terus dievaluasi efektifitasnya, seiring dengan evaluasi sumber daya pelaksana dan manajemen pertandingan.

"Setiap penyelenggaraan test event dijadikan pembelajaran dengan menggunakan standar Asian Games. Semua perangkat dalam test event seperti venue, panitia, tata kelola pertandingan, medis, broadcast, peralatan IT, tehnologi, dan lain-lain akan berada dalam pengawasan INASGOC. Hal ini bertujuan agar semuanya memenuhi standar Asia," ucap Washington Galingging, Director Sport, Medals, Culture & Services Department INASGOC.

Tournament software itu sendiri merupakan piranti lunak asal Belanda yang dikembangkan Visual Reality dan mampu menyederhanakan sistem scoring serta hasil pertandingan dapat diakses di seluruh penjuru dunia. Tournament software dapat diakses secara online dan sistem ini dapat meminimalisir terjadinya human error di scoring maupun draw. Sistem ini akan digunakan di Asian Games 2018.

“Di test event squash ini, untuk pertama kalinya kami menggunakan tournament software. Setiap pegerakan scoring dapat dilihat secara online di tournament software, dimanapun dan kapanpun. Untuk perangkat ini kami dibantu ITO (International Technical Officer) asal Malaysia, Al Ardy Ally yang ahli menangani pertandingan squash dan terlibat di SEA Games lalu," jelas manajer kompetisi test event squash, Brigitta Tieneke Kijono.

Untuk memaksimalkan penggunaan tournament software ini, Al Ardy Ally melatih petugas teknis lokal yang nantinya akan bertugas di Asian Games 2018. Setelah empat hari pertandingan test event squash berjalan, Al Ardy Ally mengemukakan petugas teknis lokal yang dilatihnya cukup bagus menggunakan sistem scoring tournament software ini. 

“Saat ini sudah banyak negara-negara yang menggunakan tournament software karena dapat live scoring dan hasilnya sangat akurat. Indonesia baru menggunakan sistem ini untuk squash, itu merupakan kemajuan yang bagus. Selama test event ini saya sudah melatih 2-3 orang dan mereka cukup baik kinerjanya. Semua komponen ada, software hardware juga sudah cukup baik. Meskipun ada sedikit evaluasi, tetapi so far berjalan dengan baik dan Saya yakin Indonesia dapat menyelenggarakan Asian Games 2018 dengan sukses,” ucap Al Ardy.

Sejak turnamen ini digelar, hasil pertandingan termasuk scoring, draw, nama pemain dan lain-lain dapat diakses di website https://www.tournamentsoftware.com dengan memilih menu squash dan klik ke: Test Event Road to Asian Games- Indonesia Squash Junior 2017.

Sementara itu, pertandingan nomor beregu putra dan putri yang diikuti oleh Jabar, Riau, Sumsel, Kaltim, Jateng, DKI Jaya, Malaysia dan Singapura itu sudah memasuki babak kedua (13/9).

Untuk grup A kategori putra, posisi pertama (sementara) ditempati Malaysia, diikuti Jateng, Sumsel dan Riau. Grup B, posisi pertama (sementara) ditempati DKI Jaya, diikuti Jabar, Singapura dan Kaltim.

Sedangkan grup A kategori putri, posisi pertama (sementara) ditempati Malaysia, diikuti Jabar, DKI Jaya, Riau. Grup b pertama (sementara) ditempati Kaltim, diikuti Singapura, Jateng dan Sumsel.***