PADANG SIDIMPUAN-Setiap kali mengunjungi perpustakaan, kesan yang terlintas pasti soal kondisi ruangan yang hening, bersih, rapi dan patuh pada adab perpustakaan yang dibuat.

Namun kondisi tersebut, berbanding terbalik jika kita mengunjungi Perpustakaan Daerah Kota Padangsidimpuan yang diberi nama 'Sutan Tagor Mulia'. Apalagi, besok 14 September selalu diperingati sebagai Hari Kunjungan Perpustakaan Nasional.

Perpustakaan Sutan Tagor Mulia memang baru berusia dini, namun lokasinya yang berada di Jalan Sutan Soripada Mulia dekat dengan komplek sekolah membuatnya strategis untuk dikunjungi. Sayangnya, keberadaan perpustakaan yang sudah menjadi sebuah dinas (SKPD) ini masih jauh dari perpustakaan kebanyakan.

Dari segi tempat dan bangunan memang terlihat nyaman dan menawan. Apalagi ketika hendak masuk ke dalam ruangan, pengunjung diwajibkan untuk melepas alas kaki. Peringatan itu tegas, terlihat dari dua tulisan besar yang dibuat di areal dinding pintu.

"Mohon sepatu dan sandal dilepas di luar," isi tulisan yang menghimbau setiap yang masuk ke dalam untuk melepas alas kakinya.

Isi tulisan itu juga sejalan, buktinya pihak perpustakaan menyiapkan tempat untuk menyimpan dan meletakkan alas kakinya yang dilepas. Dan sama seperti di perpustakaan manapun, selalu meminta setiap yang masuk untuk melepas alas kaki, tanpa terkecuali. Tujuannya, agar ruangan perpustakaan selalu bersih, rapi, tertib dan menciptakan rasa nyaman.

Namun di Perpustakaan Daerah Kota Padangsidimpuan, peraturan melepas alas kaki hanya berlaku bagi pengunjung saja, tidak bagi pegawainya. Kondisi itu terlihat jelas, tampak dari tingkah laku sejumlah pegawai yang bertugas, sesuka hatinya keluar masuk dari pintu ruangan yang diberi maklumat tegas, namun tidak melepas alas kakinya. Parahnya lagi, karena mereka petugas, jadi tidak perlu melepas alas kakinya yang sudah jelas membuat kondisi ruangan terlihat kotor.

"Kenapa rupanya, saya kan pegawai disini. Kalau pakai sepatu kenapa rupanya? Kalau kau keberatan buat surat keberatanmu," ujar salah satu pegawai yang diketahui bernama Hasan lantang kepada pengunjung yang mempertanyakannya.

Tak hanya pegawai itu saja, dua wanita yang juga mengaku sebagai pekerja di perpustakaan juga dengan sengaja masuk dari pintu utama yang dibubuhi larangan menggunakan alas kaki.

"Kami sengaja pakai sepatu, dan lewat dari pintu depan. Karena kami dengar ada yang komplen. Kenapa rupanya kalau kami pakai sepatu, ini kan ruangan kami. Kami yang membersihkannya. Kalau pegawai tidak apa-apa pakai sepatu (didalam ruangan perpustakaan,red)," sambut keduanya dan mencoba menerangkan.

Parahnya lagi, ruangan perpustakaan yang sejatinya dikenal 'sakral', juga diisi dengan tingkah pegawai yang merokok didalam. "Kalau pegawai disini tidak apa-apa pakai sepatu ke dalam ruangan, ini kan kantor kami. Kalau kau keberatan buat saja, beritakan saja besar-besar," tukasnya lantang sambil menghisap rokoknya.

Tingkah laku pegawai di perpustakaan itu sangat berbanding terbalik dengan sikap para pengunjung yang santun. Mulai melepas alas kaki sebelum masuk, meletakkannya di tempat yang sudah disediakan hingga tas yang dibawa juga disimpan di tempat yang ada.

Hasanah, salah seorang pengunjung menyesalkan sikap pegawai yang tidak mencerminkan sebagai contoh. Apalagi, mereke yang membuat peraturan, namun karena mereka merasa pegawai, jadi sesuka hatinya masuk ke dalam ruangan menggunakan alas kaki.

"Saya keberatan Bang, kita aja lepas alas kaki, seharusnya mereka (pegawai) yang mencontohkan dan kita ikuti," jawabnya ketika ditanya respon melihat pegawai perpustakaan disana.

Begitu juga dengan Dua Mahasiswa IAIN Padangsidimpuan yang datang berkunjung kesana, mereka juga mengaku tidak setuju jika pegawai malah menyalahi aturan yang dibuat.

"Aturan itukan umum, semua yang masuk ke ruangan perpustakaan harus melepas alas kaki. Bukan berarti mereka pegawai, jadi bisa sesuka hati," ujar mereka dan niat mencari buku namun tidak tersedia di perpustakaan itu.

Begitu juga terkait peringatan Hari Kunjungan Perpustakaan yang sejatinya dilaksanakan banyak Pustaka setiap 14 Sepetember, di Perpustakaan ini tidak ada tanda riak-riak perayaan. Bahkan, salah satu petugas jaga saat ditanya tentang 'Hari Kunjungan Perpustakaan Nasional' malah tidak mengetahuinya.