LABUHANBATU - Sebelum melaksanakan aksi unjuk rasa di Bundaran Simpang Enam, Rantauprapat, Kapolres Labuhanbatu AKBP Frido Situmorang mengumpulkan FORKOPIMDA, FKUB, MUI, tokoh lintas agama dan Ormas Islam se-Kabupaten Labuhanbatu Raya untuk menyikapi konflik dan krisis kemanusiaan yang terjadi di Rohingya, Myanmar dalam sebuah rapat koordinasi, Kamis (7/9/2017) kemarin di Aula Tunggal Panaluan Polres Labuhanbatu. BACA :

Umat Budha Labuhanbatu Kutuk Suu Kyi dan Ashin Warathu 

Di depan para tokoh agama tersebut, Kapolres mengucapkan terima kasih kepada Ormas Islam yang tidak ada melaksanakan aksi terkait peristiwa di Rohingya Myanmar dan membuat situasi menjadi tidak kondusif di Kabupaten Labuhanbatu Raya.

Begitu juga dengan Ummat Budha di wilayah hukumnya. Kapolres meminta umat Budha membuat pernyataan sikap yang selanjutnya dapat disampaikan kepada pimpinan Budha di Indonesai sebagai bentuk penolakan peristiwa di Rohingya Myanmar yang terjadi saat ini.

“Kita akan lakukan pemantauan. Kita berharap Labuhanbatu yang sudah kondusif ini selalu terjaga dan masyarakat diimbau agar tidak ikut terbawa situasi di Rohingya serta tetap dapat menjaga kerukunan umat beragama,” kata Kapolres.

Hal senada juga dikatakan Ketua PD FPI Labuhanbatu, Ustadz Badaruddin Barus, S.Ag. Dirinya berharap agar umat Budha di daerah itu membuat pernyataan penolakan atas kekerasan yang terjadi di Rohingya, Myanmar.

Sementara itu, perwakilan tokoh etnis umat Budha Kabupaten Labuhanbatu Raya, Johny menyampaikan keprihatinan mereka atas peristiwa yang dialami muslim Rohingya.

Mereka juga menghimbau masyarakat Labuhanbatu Raya untuk dapat menyaring informasi yang beredar melalui media sosial dan tidak terprovokasi untuk menyebarkan kebencian.