MEDAN-Dalang pelaku perampokan ATM antarptovinsi yang ditangkap Polda Sumut, memiliki cita-cita ingin menjadi pendeta.

Otak pelaku TS (44) dibalik berbagai macam aksi pembobolan mesin ATM bank mengaku nekat mencuri dengan kekerasan karena desakan ekonomi.

"Cita-cita saya sedari kecil ingin menjadi pendeta. Tapi orangtua saya tak punya duit. Makanya saya tak sekolah," katanya saat memberi testimoni kalau dia jera dan akan tobat berbuat jahat, apalagi mencuri.

Testimoni itu diucapkannya di hadapan para wartawan dan personil Subdit 3/Jahtanras Ditreskrimum Polda Sumut, Senin 4 September 2017. Mendengar pengakuan dan testimoni itu, para jurnalis dan polisi pun tertawa.

"Saya imbau kepada siapa pun, janganlah mencuri di mana pun. Saya jera. Tobat," katanya dengan wajah tertunduk.

TS mengaku pernah membobol koperasi dan menggondol uang senilai Rp2 miliar. Ia juga sebagai otak pembobolan ATM di dekat SMA Al Azhar Medan dengan menggasak uang ratusan juta.

TS memimpin komplotannya membobol koperasi CU Mandiri, Jalan Dame, Kecamatan Medan Amplas, tahun 2014 melibatkan 7 pelaku, di antaranya TS, Regar Botak, RA dan BS serta seorang pengemudi mobil. Mereka mencuri uang Rp1,6 miliar.

Berikutnya mencuri di showroom tahun 2015 melibatkan 6 pelaku, di antaranya TS, S, Az, Za, Z dan sopir mobil. Hasil curian yang mereka peroleh Rp80 juta. Teranyar membongkar mesin ATM di Tebingtinggi dan membawa pulang uang sebanyak Rp100 juta.

Selain TS, 7 tersangka anggota komplotan pelaku itu juga masing-masing memberikan testimoni serta pengakuan di mana-mana saja mereka mencuri dan berapa hasil curiannya.