MEDAN-Selama dua periode kepemimpinan di Sumatera Utara, gubernurnya terseret kasus korupsi dan dijebloskan ke dalam penjara. Pertama Syamsul Arifin, kemudian Gatot Pujo Nugroho, yang diangkat jadi Gubsu menggantikan Syamsul. Keduanya sama-sama terjerat kasus korupsi

Hal itu menjadi bencana yang sangat memprihatinkan bagi rakyat. Penyebab bencana itu terjadi adalah karena rakyat tidak mengenal dengan baik calon atau kandidat yang bertarung. Rakyat hanya terbuai dengan janji-janji mereka dan kemudian memilih.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Letjen (Purn) Cornel Simbolon, mengatakan, sebelum dipilih, latar belakang setiap calon harus dipelajari dahulu. Rakyat tak bisa melihat apa yang ada sekarang saja. Karena latar belakang akan mempengaruhi cara bertindak seorang kandidat.

"Apakah selama ini seorang kandidat pernah terlibat kasus hukum, apakah moralnya bagus atau tidak, masyarakat harus jeli melihat," kata Cornel, di Medan, Sabtu (2/9/2017).

Watak dan pribadi seseorang, ujarnya, tidak bisa dibentuk hanya saat dia mencalonkan diri menjadi Gubernur Sumut. Watak seseorang terbentuk sejak kecil, tidak bisa tiba-tiba jadi orang baik.

"Kalau kecilnya brengsek tetap saja dia akan brengsek," tegas Cornel.

Tugas menjelaskan latar belakang seorang kandidat, tegasnya, salah satunya ada pada wartawan. Pers harus bisa membongkar perilaku setiap calon Gubsu secara lebih luas dan menyampaikannya kepada masyarakat.

"Apakah selama ini wartawan sudah benar memberitakan latar belakang seseorang yang hendak maju dalam Pilgubsu, tidak juga," kata mantan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini.