LABUHANBATU - Bupati Labuhanbatu H Pangonal Harahap, bersama Dandim 0209/LB Letkol CZI Denden Sumarlin, Plt. Sekdakab Labuhanbatu Ahmad Muflih, dan Kepala Kantor Kementerian Agama Labuhanbatu, H. Safiruddin, serta Ketua Tim Pengegrak PKK Kabupaten Labuhanbatu Hj. Siti Awal Pangonal Harahap, Jumat (1/9/2017) pagi melaksanakan sholat Idul Adha 1438 H di Lapangan Ikabina Rantauprapat. Sholat Idul Adha yang dihadiri sekitar lebih kurang 1000 jemaah itu diimami oleh Hamdan Abdul Ghafur, salah seorang ASN di Bagian Perekonomian Setdakab Labuhanbatu dengan Khotib, H. Ali Umar Ritonga dari Kantor Kementerian Agama Labuhanbatu.

H. Ali Umar Ritonga dalam khutbahnya mengatakan, Idul Adha yang sedang dirayakan ini disebut juga “Yaumun Nahr” yakni hari pemotongan binatang ternak sebagai qurban. Sejarahnya bermula dari ujian yang sangat berat kepada Nabi-Yullah Ibrahim AS, karena kesabaran dan ketabahannya dalam menghadapi ujian dan cobaan, maka akhirnya Allah SWT memberinya sebuah anugerah kehormatan sebagai “Kholilullah” atau kekasih Allah.

"Tepatlah apabila perayaan Idul Adha ini digunakan menggugah hati kita untuk berkurban bagi negara, khususnya Kabupaten Labuhanbatu. Marilah kita dukung program Bapak Bupati Labuhanbatu di segala bidangnya sesuai dengan bidang dan tupoksi kita masing-masing," uja H Ali Umar.

Dirinya juga mengingatkan untuk menjaga ucapan dan tindakan yang provokatif maupun ujaran kebencian terlebih-lebih para ulama dan ustadz. Sebab tugas ulama dan ustadz adalah menciptakan kedamaian dan suasana kondusif.

“Bil Hikmah, Walmau Izotil Hasanah, Wa-Jadilhum Billati Hiz Ahsan, bukan dengan ungkapan permusuhan, provokatif dan memperkeruh suasana, terkhusus kepada saudara-saudara kita yang sedang menunaikan ibadah haji, kita doakan semoga selamat dan sukses dalam menjalankan ibadahnya serta selamat dan sukses dalam menjalankan ibadahnya serta selamat kembali ke tanah air dan memperoleh haji yang mabrur," jelasnya.

Pada shalat Idul Adha yang bertemakan “Dengan Semangat Hari Raya Idul Adha 1438 H, Kita Tingkatkan Perjuangan dan Pengorbanan Menuju Labuhanbatu Yang Religius”, H Ali Umar Ritonga juga mengungkapkan, bahwa Allah SWT tidaklah menuntut seseorang untuk menyembelih dan mengorbankan anak, sebab Allah tahu kita tidak akan mampu menjalaninya.

"Janganlah memotong anak kita, memotong sebahagian harta kita untuk menyembelih hewan kurban. Kita masih terlalu banyak berpikir, memotong dua setengah persen harta kita untuk zakat. Kita masih banyak alasan, memotong sedikit waktu kita untuk sholat lima waktu kita masih lalai, menunda sebentar waktu makan untuk berpuasa kita tidak mampu melaksanakannya," sebut Ali Umar Ritonga.