MEDAN-Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Utara, Deni S Wardhana, mengungkapkan perlu adanya sinergisitas dalam membangun potensi wisata yang ada di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan.

Menurut Deni, sinergisitas dalam mengemas potensi wisata akan menumbuhkan ekonomi di berbagai sektor. Hal ini disebabkan sektor wisata memiliki banyak turunan usaha, salah satunya UMKM.

"Medan sebagai pintu gerbang Sumatera Utara , dan melihat percepatan pembangunan wisata Danau Toba, sudah saatnya Medan memiliki sebuah objek wisata yang mempunya konsep one stop shoping. Di tempat itu nantinya akan memiliki gerai yang lengkap mulai dari kuliner, souvenir UMKM, marchandise khas adat suku yang ada di Kota Medan. Jadi cukup di satu tempat dan wisatawan sudah bisa ngapain aja, belanja, makan, dan lainya. dan hal ini harus memperhatikan packaging yang menarik dan untuk oleh-oleh berupa makanan semua harus terverifikasi oleh BPOM," jelasnya.

Deni mencontohkan salah satu strategi bagaimana wisatawan memiliki alasan lain untuk datang ke Medan, tidak hanya berbisnis dan menjadi tempat transit untuk berwisata ke Danau Toba.

"Yakni adanya sebuah even reguler atau pergelaran acara, seperti pagelaran budaya yang dapat mencuri perhatian wisatawan luar untuk datang ke Medan. Dan ini tidak bisa mengandalkan pemerintah kota saja, tapi harus keterlibatan semua pelaku bisnis," ujarnya.

"Setelah pemerintah dan para pelaku bisnis serta asosiasi terkait mendapatkan format yang cocok untuk mengembangkan potensi wisata dan mewujudkannya, maka kita bisa mengundang para pelaku umkm dan yang lain untuk mengisinya," lanjutnya Deni.

Deni mengungkapkan, percepatan pembangunan Danau Toba sudah pasti mempengaruhi jumlah wisatawan untuk datang ke Danau Toba. Hal ini harus diikuti juga oleh Kota Medan yang menjadi pintu gerbang Sumatera Utara untuk berbenah, mengemas lebih baik lagi objek wisatanya .

"Jika tidak, Medan akan tertinggal dan ditinggalkan atau hanya akan menjadi tempat persinggahan wisatawan untuk berwisata di daerah lain di Sumatera Utara," imbuhnya.

Namun, Deni pun tak ingin menyalahkan pihak tertentu, Ia merasa membangun potensi wisata di Kota Medan merupakan tanggung jawab bersama, termasuk PHRI.

"Saya akui Medan bisa saja hanya dijadikan tempat persinggahan untuk wisatawan menelusuri daerah lain yang ada di Sumatera Utara. Pemerintah kota juga bukan tidak maksimalkan, tapi mereka juga memiliki keterbatasan, jadi memang perlu secara bersama-sama menggodok potensi wisata di Kota Medan," paparnya.

Menyadari potensi wisata di Sumatera Utara khususnya Kota Medan ini, PHRI Sumut pun telah membuat program sertifikasi bagi karyawan hotel dan restoran yang tergabung di PHRI Sumut maupun yang belum bergabung. Hal ini bertujuan meningkatkan pelayanan dan standard operational procedure (sop) hotel-hotel yang ada di Medan, memiliki standard yang sama dengan hotel yang ada di negara-negara ASEAN.

"Hotel merupakan salah satu penggerak industri wisata. Bayangkan saja jika ada hotel yang pelayanannya tidak memuaskan, dengan memperlakukan tamu tidak baik, hal ini akan merugikan semua pihak," pungkas Deni.