MEDAN-Para Pemuda Sumut yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Indonesia Hebat (ALMISBAT) mendukung Effendi Simbolon untuk maju ke Pilgubsu 2018.

Meski sebelumnya Effendi Simbolon pernah gagal maju di pesta demokrasi di tahun 2013-2018, tak membuat putra aku batak ini patah semangat. "Kalau dulu saya pernah kalah, sekarang saya tak mau kalah lagi. Dulu saya tak kenal teman dari GMNI, Ansor dan pemuda lain di Sumatra Utara, sekarang saya kenal dan akan terus merapatkan barisan dari para pemuda.

"Kita menang berarti kita memenangkan rakyat. Tak ada lagi nepotisme, penindasan kaum kecil dari para pembesar negara. Tak ada lagi masyarakat yang terdzolimi untuk kedepannya. Tak bisa lagi preman menguasai Sumut lagi, saya jamin itu. Maaf ini bukan kampanye," terang Effendi Simbolon.

Masih kata Effendi Simbolon, siapapun yang terbukti korupsi maka sudah pantas dipenjara, tak terkecuali harus diperiksa. Pemberantasan Narkoba harus diprioritaskan, jika tak mampu Kapolda nya yang harus dicopot. Karena Narkoba itu yang merusak genarasi muda, pemuda yang harus dibenahi.

"Oposisi harus tegas, saya tak usah sebut Partai apa itu. Dulu PDI penah jadi partai tunggal, kenapa harus takut. Nawacita itu ide dari Bung Karno, bapak ibu Megawati. Diminta untuk masyarakat Sumut agar tak lagi salah pilih pemimpinnya, maka akan berdampak buruk ke depannya," ujarnya lagi.

Frido Sitindaon, Ketua (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) GMNI Sumut, meminta Effendi Simbolon untuk maju di pesta demokarsi Pilgubsu dengan berbagai permintaan sebagai perwakilan masyarakat Sumut. Karena selama ini pemimpin Sumut selalu masuk penjara dalam hitungan bulan begitu dilantik menjadi Gubernur Sumut.

"Bagaimana Effendi Simbolon membangun Sumut, menghilangkan premanisme yang menguasai tanah PTPN dan hutan mangrove di Sumut. Karena masyarakat sudah capek dibodoh-bodohi oleh pemimpinnya, sudah saatnya Sumut berubah dengan majunya pemimpin yang berani dan jujur. Negara ini tak hanya ada untuk membangun rakyat, tapi backup TPL di Danau Toba. Bagaimana Nawacita akan tercipta jika pemimpinnya rusak dan masyarakatnya terus menderita," kata Frido.

Lain lagi dengan pengakuan pemuda lain yang makan itu hadir dalam obrolkan santai dengan Effendi Simbolon, di Hotel Candi, para pemimpin sampai sekarang masihtapi tak mampu membenahi UU Demokrasi.

Indonesia masih tak mampu menetapkan jenis kelamin Demokrasi, masih ragu-ragu. Pancasila pasal 4 sudah pasti mereka langgar. Jangan terus membodohi masyarakat kecil yang sudah tulus memilih pemimpinnya karena mengharap perubahan.