MEDAN-Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi mengatakan keberhasilan program pembangunan sektor pertanian, khususnya tanaman pangan dan hortikultura tergantung dari peran penyuluh di lapangan. Tugas mendampingi dan memberdayakan petani melalui kelompok tani sangat penting, strategis dan mutlak.

”Tujuannya dari keberadaan penyuluh tidak lain sebagai garda terdepan dalam upaya meningkatkan produktivitas dan produksi yang bermuara kepada peningkatan pendapatan, daya saing dan kesejahteraan petani,” jelas Erry saat menerima audiensi Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) di ruang kerja Gubsu, Senin (21/08/2017).

Hadir pada auidiensi tersebut Kepala Dinas (Kadis) Ketahanan Pangan dan Peternakan Dahler, Kadis Tanaman Pangan dan Holtikultura Azhar Harahap, serta Ketua Perhiptani Sumut Soekirman, pengurus Perhiptani Sumut lainnya, RE Gultom, Lomo Hutagalung, Nurlina Harahap, Desmawati dan Bungaran P. Sihaloho.

Dalam kesempatan itu, Gubsu Erry mengungkapkan terima kasih kepada para penyuluh, mantri tani dan petani yang ikut memberi kontribusi terhadap pencapaian produksi Sumut. Seperti diketahui bahwa hasil yang dicapai dalam bidang pembangunan pertanian cukup menggembirakan, dimana produksi padi Sumut berdasarkan data BPS tahun 2016 mencapai 4,6 juta ton GKG meningkat 13% dari tahun 2015. Demikian juga untuk komoditi  jagung yang produksinya mencapai 1,6 ton pipil kering pada tahun 2016 atau meningkat 2,5% dari tahun 2015.

Audiensi  Perhiptani ini dalam rangka rencana pelaksanaan Seminar Nasional Menuju Regenerasi, Revitalisasi dan Restorasi Pertanian serta Kelembagaan Penyuluhan Seluruh Indonesia di Sumatera Utara. 

Ketua Perhiptani Sumut yang juga Bupati Serdang Bedagai, Soekirman menjelaskan bahwa seminar ini diharapakan memberikan pergerakan bagi penyuluh pertanian yang berkelanjutan dan dapat bersaing dalam perdagangan bebas untuk peningkatan kesejahteraan rakyat khususnya di bidang pertanian.  Keberadaan penyuluh lapangan di pedesaan sangat penting dalam upaya membantu para petani meningkatkan pengetahuannya.

Sejak 20 tahun reformasi, belum ada perubahan berarti terhadap kebijakan pertanian . “Kita melihat saat ini  semakin banyaknya lahan pertanian yang beralih fungsi akibat berbagai pembangunan baik perumahan, jalan dan sebagainya. Hal ini mengakibatkan berkurangnya areal pertanian khususnya persawahan,” ujar Soekirman.

Selain itu, menurutnya,  minat generasi muda untuk mengikuti pembelajaran tentang pertanian telah menurun. Hal  itu , jelas Soekirman, bisa dilihat dari semakin sedikitnya minat pelajar untuk menuntut ilmu di bidang pertanian.

Ditambahkannya, membangun penyuluh pertanian profesional saat ini dan masa yang akan datang tidak bisa lagi ditawar ini.  Hal itu sesuai amanat UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan, baik itu penyuluh pertanian, perikanan dan Kehutanan.

Dia mengatakan bahwa peran sektor pertanian dalam sistem prekonomian nasional sangat penting dan strategis.Hal itu dikarenakan,  bidang pertanian memberikan lapangan pekerjaan bagi sebagian besar masyarakat di pedesaan. Karena itu, lanjutnya, penyuluh dan petani sangat berperan dalam membangun dan meningkatkan sektor pertanian.  “Seminar ini diharapakan mampu menemukan jawaban dan melahirkan rekomendasi untuk Pemprovsu dalam rangka menyusun kebijakan pembangunan pertanian kedepan yaitu dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2018 – 2023,” ujar Soekirman.

Dalam kesempatan itu, Soekiman meminta Gubsu dapat bertindak sebagai Keynote Speaker dalam seminar yang rencananya digelar pada Oktober mendatang dengan topik ‘Kebijakan Pembangunan  Pertanian Sumatera Utara Tahun 2013 – 2018’.

Sementara itu, pembicara lain adalah Ketua Umum DPP Perhiptani Isran Noor, dengan topik ‘Peran Perhiptani dalam Optimalisasi Penyuluh Pertanian Berkelanjutan’, Staf Khusus Menteri Pertanian Sam Herodian dengan topik ‘Pembangunan Pertanian dan Peran serta Mekanisme sebagai Bentuk Revitalisasi Pembangunan Pertanian’.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura M Azhar Harahap saat ini jumlah penyuluh di Sumut terdiri dari 2.790 orang terdiri dari penyuluh pertanian PNS 997 orang, THL-TB PP Pusat 1.632 orang dan THL-TBPP Provinsi Sumut 161 orang. Sementara petugas mantri tani Sumut 436 orang. Untuk kelembagaan petani, saat ini jumlah kelompok tani di Provinsi Sumut mencapai 36.937 kelompok tani.