MEDAN-Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Agustama mengaku sangat kecewa dan prihatin dengan sikap orangtua pasien bayi penderita virus rubella yang menolak diberi alat bantu dengar (ABD) saat dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan, Kamis (03/08/2017) pagi.

‘’Kami kecewa, orangtua pasien menolak secara tertulis dengan membubuhi tandatangan sebagai bukti ketidaksediaan atas tawaran pihak rumah sakit,’’ ucap Agustama saat dihubungi wartawan di Medan, Kamis (03/07/2017) malam.

Agustama mengatakan, orangtua pasien menolak pemasangan ABD yang disediakan rumah sakit. Padahal, ABD tersebut disediakan pemerintah melalui BPJS. ‘’Orangtua pasien menolak ABD BPJS, padahal dokter spesialisnya yang menyarankan,’’ tutur Agustama.

 Agustama menjelaskan bahwa tim medis atau dokter spesialis lah yang tahu, alat apa yang mestinya dipakai sementara oleh pasien. ‘’Bukan dilihat dari mahal tidaknya harga ABD tersebut. Namun, ABD disarankan sesuai kebutuhan. Kalau saran dokter tidak dituruti, apa boleh buat,’’ terang Agustama.

Namun begitu pun, bisa saja nanti sudah besar, si penderita rubella mengenakan ABD yang baru, sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya. ‘’Intinya, kami Dinas Kesehatan menjadi pendamping dan akan mengawal terus perkembangan pasien rubella tersebut. Jadi salah besar jika, ABD yang diberikan tidak sesuai spesifikasi. Seolah-olah orangtua pasien lebih tahu dari pada dokter, mana ABD yang tidak sesuai spesifikasi dan mana ABD yang sesuai,’’ ucap Agustama.

Seperti diketahui, Iftiyah Ramadhan kini telah berusia setahun. Bayi mungil ini terjangkit virus rubella yang membuatnya tidak bisa mendengar dan berbicara.

Agustama menjelaskan, tentang penyakit ini memang harus diperiksa di RSUP H Adam Malik, karena rumah sakit ini yang bisa menangani kasus-kasus tertentu di Sumut.

‘’Penyakit ini bukan hanya menyerang telinga saja, namun mata dan jantung. Makanya Dinas Kesehatan memfasilitasinya untuk dirawat di rumah sakit Adam Malik. Kita bantu pelayanannya dengan meminta Direktur RSUP H Adam Malik agar si pasien dilayani istimewa tanpa harus masuk UGD untuk bisa langsung ke lantai 4 agar discreening  oleh para spesialis THT ,’’ tutur Agustama.