MEDAN-Pembangunan infrastruktur di Indonesia dikebut oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena memang sangat kalah jauh bila dibanding dengan negara tetangga. Pun begitu dengan teknologi konstruksi yang dipakai untuk pembangunan jalan, jembatan, dan gedung di Indonesia dinilai tertinggal jauh bila dibandingkan dengan negara lain seperti Amerika Serikat.

"Teknologi konstruksi kita sudah tertinggal 10, bahkan 20 tahun dibanding yang digunakan di Amerika Serikat, misalnya. Tetapi kita pun patut bersyukur, walau tertinggal jauh, namun sudah ada perubahan pembangunan infrastruktur di Indonesia yang semakin lama semakin kuat dibangun di era Pak Jokowi ini," ujar Ir Daniel Rumbi Teruna MT PhD IP-U kepada sejumlah media cetak di Cambridge Jalan S Parman.

Akademisi di Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) ini berbicara tidak hanya sebagai dosen, namun juga dalam kapasitasnya sebagai Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia Komisaris Daerah Sumatera Utara (HAKI Komda Sumut).

Saat itu ia didampingi oleh pengurus HAKI lainnya yakni Ir Medis Surbakti (Ketua Departemen Teknil Sipil USU), Fuad Halimoen (Bendahara HAKI), Wadi Huang (Bidang Hubungan Industrial HAKI), dan Ir Sunarlim Satio (Hubungan Komunikasi sekaligus praktisi konstruksi).

Kata Daniel, ketertinggalan Indonesia juga di bidang regulasi yang mengatur soal kualitas teknologi konstruksi. "Sangat terlihat jelas kalau pemahaman terhadap jasa konstruksi masih kurang, baik dari sisi peraturan maupun perkembangan teknologi konstruksi," sambung Daniel.

Karena itu, Daniel menyebutkan HAKI Komda Sumut bekerjasama dengan Prodi S1/S2 Teknik Sipil USU akan menggelar seminar, short course, dan pameran nasional terkait perkembangan konstruksi di Indonesia pada hari Jumat sampai Sabtu (28-29/7) di Grand Diamond Lantai 2, Grand Swiss Belhotel Medan.

Ir Medis Surbakti selaku Ketua Departemen Teknil Sipil USU menyebutkan kegiatan itu mengambil topik "Penerapan Detailing Metode Pelaksanaan dan Material Tepat Guna untuk Meningkatkan Kinerja Struktur Gedung dan Jembatan terhadap Gempa".

Kata Medis Surbakti, acara ini sangat serius diadakan, ditunjukkan dengan menghadirkan para pembicara yang berkualitas dan diharapkan mampu berbagi informasi dan ilmu terkait perkembangan konstruksi.

Untuk kegiatan short cource, ia menyebutkan akan menghadirkan Ketua Adhoc KSCE HAKI Pusat Drajat Hoedajanto STSi M.Eng, Ph.D, IP-U yang akan menyampaikan materi tentang bagaimana memahami ketentuan code dan belajar dari kegagalan konstruksi / bangunan", serta Ketua 1 HAKI Pusat Ir Steffie Tumilar M.Eng MBA IP-U yang akan berbicara tentang perancangan dan kriteria penerimaan mutu beton menurut SNI 2847-2013.

"Saya sendiri juga akan tampil sebagai salahsatu pembicara dalam acara ini. Saya akan berbicara tentang pemahaman dan aplikasi sambungan balok -kolom pada struktur gedung, evaluasi perilaku dan kinerja," sambung Ir Daniel Rumbi Teruna MT PhD IP-U.

Kata Daniel, acara ini sepenuhnya ditujukan kepada semua pelaku jasa konstruksi, baik pemangku kepentingan, para mahasiswa dan dosen, kontraktor, konsultan, developer, dan lainnya. "Setiap peserta yang akan ikut acara ini sebenarnya disubsidi sehingga bisa mendapatkan biaya yang terjangkau," ucap Daniel.

Ir Sunarlim Satio menambahkan, para pembicara berkualitas, termasuk putra asal Sumatera Utara yang kini sukses di Taiwan yakni Ir Steven Teng (PT Arsidi Bumi Pondasi), akan ditampilkan menjadi pembicara. Steven Teng, ucap Sunarlim, pernah setahun kuliah di Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen lalu kemudian memutuskan pindah kuliah ke Taiwan.

"Steven Teng ini adalah salahsatu ahli bored piles yang turut serta dalam pembangunan Jembatan Merah Putih di Ambon, sebuah jembatan terpanjang di Provinsi Maluku. Beliau juga yang berperan dalam bored piles di proyek Manhattan Mall and Condominium di Jalan Gatot Subroto simpang Ringroad Medan," tegas Sunarlim Satio.