LABUHANBATU - Peristiwa pengrusakan rumah dan pencurian buah tandan segar beberapa waktu yang lalu yang dilakukan KSU Amelia, ternyata dihadiri perwakilan kepala desa (kades) camat, dan kapolsek. "Sampai saat ini kami masih trauma atas peristiwa yang mengerikan itu. Di mana puluhan orang datang dengan membawa senjata tajam dan tumpul menyambangi rumahku, berikut alat berat," ungkap Maricon Pardede, Minggu (9//7/2017) sembari menerangkan terdengar teriakan suara dari luar rumah menyuruh mereka keluar dari rumah karena rumah harus dikosongkan.

Mendengar suara teriakan dan kerumunan orang, semakin membuatnya tetap berdoa dan bertekad harus bertahan di dalam rumah.

"Meskipun nyawaku sebagai taruhannya," bebernya.

Karena dirinya tetap bertahan di dalam rumah, tiba-tiba saja empat orang perwakilan KSU Amelia masuk ke dalaman rumah.

"Mereka secara paksa mengeluarkan aku dari dalam rumah dengan cara menggotong aku keluar dari rumah, sedangkan pada saat itu istriku sedang memasak di dapur. Begitu aku berhasil dipaksa keluar, alat berat langsung meratakan rumahku," jelas Maricon.

Yang paling heranya lagi, sambungnya, kenapa pada saat rumah dan buah sawitnya dijarah orang dengan membawa sajam, tidak ada sedikit pun tindakan pencegahan oleh pemerintah setempat.

"Pada saat peristiwa itu ada kades, camat, dan kapolsek yang diwakilkan oleh beberapa orang personelnya," ungkap Maricon kembali.

Sementara itu, Kapolsek Panai Hilir, AKP Amir Husein Siregar saat di hubunggi wartawan, mengaku sedang rapat saat peristiw tersebut terjadi.

"Pada saat kejadian saya sedang rapat di Polres. Pada saat itu camat menghubungi saya melalui seluler, menginformasikan bahawa ada keributan antar pihak KSU dengan warga dan langsung saya perintahkan beberapa personel ke lokasi," akunya.

"Jadi saat anggota turun ke lokasi terkait adanya pengrusakan rumah, (persoalan itu) sudah selesai," timpal Kapolsek.

Sementara itu, Kades Wonosari, Wagimun dan Camat Panai Hilir Mara Saman Harahap belum berhasil dimintai keterangannya terkait persoalan ini.