MEDAN - Seusai memberikan bantuan kepada keluarga Ipda (Anumerta) Martua Sigalingging di lantai II Mapolda Sumut, sejumlah pejabat Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) lalu bergerak ke pos penjagaan III (pintu keluar) tempat berlangsungnya peristiwa penyerangan.

Mereka bergerak menuju Pos Penjagaan III (pintu keluar Mapolda Sumut) dengan didampingi Direktur Intelkam Polda Sumut, Kombes Pol Dedi Kusuma Bakti untuk melihat langsung letak lokasi penyerangan yang menyebabkan seorang anggota kepolisian meninggal dunia akibat diserang oleh dua teroris, Syawaluddin Pakpahan dan Ardial Ramadhana.

Dedi terlihat beberapa kali terlibat perbincangan serius dengan Direktur Perlindungan BNPT, Brigjen Pol Herwan Chaidir untuk menjelaskan proses penyerangan yang terjadi pada Minggu (25/6/2017) dini hari lalu.

Bahkan, tak lama kemudian Brigadir Erbi Ginting turut menjelaskan peristiwa yang menjadi pengalaman tak terlupakan baginya sebagai anggota Polri.

"Saat itu saya sedang berada di lapangan KS Tubun sekitar 10 meter dari pos, saya lihat ada orang tak dikenal masuk ke dalam pos. Coba saya cari tahu, ternyata di dalam ada dua orang bawa pisau sedang coba membakar ruangan pos, almarhum saya lihat posisinya sudah tergeletak di lantai," ungkap Erbi kepada sejumlah pejabat BNPT yang berada di pos tersebut.

Ia mengaku sempat akan diserang, namun mampu memberikan perlawanan yang kemudian berlari menuju ke pos lainnya untuk meminta bantuan.

Tak lama kemudian dua personel Brimob datang dan sempat memberi peringatan kepada kedua pelaku penyerangan.

Peringatan itu tak diindahkan, justru mereka kembali akan diserang dengan menggunakan pisau yang membuat petugas memberikan tindakan tegas berupa tembakan.

Syawaluddin Pakpahan terkena luka tembak di bagian kaki, sedangkan Ardial Ramadhana tertembus peluru dibagian dada yang membuat ia tewas di lokasi kejadian.

"Mereka sempat teriak, kami baru berhasil membunuh polisi, thogut. Kami tak takut mati, lalu meneriakkan kata takbir dan langsung coba nyerang kami," jelas Erbi.