MEDAN - Subdit IV Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sumatera Utara tengah melakukan penyelidikan terhadap pengguna akun media sosial (medsos) yang menyebar motif penyerangan Markas Polda Sumut beberapa waktu lalu. Kepala Bidang (Kabid) Humas Kombes Pol Rina Sari Ginting mengatakan, pengguna atau pemilik akun Facebook Eri Taufiq Abdulkariim dan Surya Hardiyanto telah menyebarkan berita bohong dengan menyebutkan penyerangan pada Minggu (25/6/2017) dinihari lalu yang mengakibatkan Ipda (Anumerta) Martua Sigalingging meninggal dunia bukan dilatarbelakangi aksi teror.

“Apa yang disampaikan pemilik akun adalah hoax dan berbahaya bagi masyarakat yang kurang paham terhadap informasi yang sebenarnya,” ungkap Rina, Kamis (29/6/2017).

Menurutnya, berdasarkan hasil penyelidikan di Tempat Kejadian Perkara (TKP), hasil identifikasi dan keterangan pelaku yang masih hidup, terungkap jelas identitas mereka maupun motif penyerangan yang dilakukan.

“Dari pengakuan pelaku sudah dapat disimpulkan bahwa para pelaku teroris yang ingin merebut senjata api dinas Polri, serta telah merencanakan aksi teror lanjutan,” sebut Rina.

Selain itu, sambungnya, dari hasil pemeriksaan tidak ada hubungan antara pelaku penyerangan dengan anggota Polri yang menjadi korban.

Sehingga, lanjutnya tidak saling mengenal dan tidak juga ada permasalahan utang piutang.

“Di dalam akun itu disebutkan kalau pembunuh dan korban sama-sama non muslim, itu juga berita bohong. Sebab, dari KTP pelaku tercantum agama yang sebenarnya,” tukas Rina.

“Sedang diburu pemilik akun oleh tim Cyber Crime Polda Sumut,” tegasnya.

Sebelumnya, akun Facebook bernama Surya Hardiyanto mengungkapkan bahwa meninggalnya korban dan tersangka karena terlilit kasus utang.

“Sedikit informasi saja, kebetulan rumah orang tua saya tidak jauh dari Mapolda Sumut. Keberulan saat berkunjung ke kediaman orang tua, saya dapat kabar bahwa peristiwa di Mapolda itu karena masalah utang piutang. Dan, pembunuh dan korban sama-sama nonmuslim. Warga di sekitar Mapolda saja heran, kenapa berita di TV jadi terkait masalah teroris,” tulis akun Facebook Surya.