KAKEK tua berbaju lusuh ini bergegas memasuki pusat service handphone. Dikeluarkannya dari kantong sebelah kanan celananya sebuah handphone model lama yang tak diproduksi lagi. Handphone tua ini dibelinya semenjak ketiga anaknya sudah berkeluarga semua dan tinggal di ibu kota mengadu nasib. Awal-awal punya hape, semua terasa lancar karena kabar dan komunikasi tak pernah terputus. Saat ini si kakek merasa ada yang tidak benar dengan hape tuanya itu. Diserahkanlah hape itu ke pusat service itu dengan berkata: "Mas, tolong dicekkan hape saya ini, kok berbeda sekali dengan ketika saya baru beli dulu ya." Setelah lama diperiksa, tukang service hape itu berkata: "Tak ada yang rusak, kakek. Normal semua, termasuk sisa pulsanya. Emang apa yang lain ya kakek?"

Dengan mata setengah berkaca-kaca si kakek menjawab: "Kalau tidak ada yang rusak, lalu kenapa ya sudah dua bulan hape ini tidak bunyi? Biasanya minimal setiap minggu anak-anakku gantian menelpon."

Sahabat dan saudaraku, sempatkan berkomunikasi dengan orang tua kita ya. Mereka sungguh menunggu kabar bahagia dari anak-anaknya. Suara anak-anaknya adalah irama terindah bagi orang tua, kabar baik anak-anaknya adalah juga kabar terindah bagi orang tua. Janganlah hanya menelpon ketika ada masalah. Bahagiakan mereka dengan apapun caranya.

Bagi mereka yang orang tuanya (ada) yang sudah meninggal, jangan lupa menyapa mereka dengan doa. Suatu saat nanti, kita akan membutuhkan doa dari anak kita sebagaimana orang tua kita membutuhkan doa dari kita. Ikatan hati anak dan orang tua sungguh adalah ikatan hati yang tak akan pernah terputus. Bagaimana terputus sementara darah mereka ada dalam tubuh kita? Semoga orang tua kita senantiasa dalam bahagia. Yang sudah kembali ke ramatuLLAH semoga senantiasa damai bahagia di sisiNya. Salam, AIM.