JAKARTA - Kebutuhan uang yang cukup tinggi saat Lebaran dikhawatirkan bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, misalnya dengan mengedarkan uang palsu.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Suhaedi meminta masyarakat agar berhati-hati terhadap peredaran uang palsu. Dia juga meminta masyarakat cermat agar bisa membedakan mana uang yang asli dengan yang palsu. Lantas bagaimana cara membedakannya?

"Baik uang lama maupun uang baru, baik dengan warna terang, diterawang ada berapa yang bisa dilihat watermark gambarnya. Apakah pahlawannya cocok atau tidak, diraba memang ada bagian tertentu yang dibuat agak kasar. Uang baru letaknya ada bagian tertentu yang bisa diraba khusus tunanetra," ujar Suhaedi saat jumpa media di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Rabu (7/6/2017).

Dia meminta masyarakat perlu mengingat kembali cara sederhana yang bisa dilakukan untuk membedakan uang asli dan yang palsu, yaitu dengan 3D dilihat, diraba, diterawang.

"Ada yang bisa berubah warna, inilah yang harus dilihat dan masyarakat sudah mengetahui 3D secara umum dan di perbankan. Jika ada keraguan dari masyarakat bisa lebih cepat ditindak oleh Kepolisian," jelasnya.

Selain itu, BI juga telah memasang pengaman di setiap pecahan uang rupiah. Bahkan tingkat pengamanan pun semakin tinggi sejalan dengan teknologi terbaru produksi percetakan uang.

"Untuk membedakan uang itu ada unsur pengamannya. Uang rupiah kita bisa 8 sampai 12 pengaman. Makin tinggi pecahannya misalnya Rp 100.000 itu 12 pengamannya," sebut Suhaedi. ***