Pohon Sahabi yang menjadi saksi bisu pertemuan Nabi Muhammad saaw dengan Biarawan Kristian bernama Bahira, telah ditemukan kembali oleh Pangeran Ghazi bin Muhammad dan Penguasa Pemerintah Jordan ketika memeriksa arsip negara di Royal Archives.

Mereka menemukan rujukan dari teks-teks kuno yang menyebutkan bahwa Pohon Sahabi berada di wilayah padang pasir di utara Jordan.

Setelah 1400 tahun berlalu, pohon ini ditemukan masih hidup dan tetap tumbuh kukuh di tengah ganasnya gurun Jordan bersama beberapa ulama terkenal. Para ulama besar itu termasuk Syeikh Ahmad Hassoun, Mufti Besar Syria, Pangeran Ghazi, yang mengadakan pengamatan dan ternyata benar pohon tua itulah yang disebutkan dalam catatan biarawan Bahira.

Kini Pohon tersebut dilestarikan oleh Pemerintah Jordan dan dipantau secara rutin keberadaannya. Keberadaan pohon ini memang cukup unik dan dinilai tidak sesuai tumbuh di lingkungan sekitarnya. Sebabnya, lingkungan sekitar pohon itu, merupakan tanah kering dan sangat gersang, sementara pohon Sahabi menjadi satu-satunya pohon yang tumbuh subur dengan daun yang rimbun.

Keadaan ini menentang kegersangan dan ketiadaan warna dari lingkungan di sekitar pohon. Meskipun kekuatan matahari di tengah gurun sangat terik, namun akan terasa teduh ketika berada di bawah pohon ini.

Tiga manuskrip kuno yang ditulis oleh Ibn Hisham, Ibn Sa’d al-Baghdadi, dan Muhammad Ibn Jarir al-Tabari menceritakan tentang kisah Bahira yang bertemu dengan kanak-kanak kecil calon Rasul terakhir, Muhammad SAW. Saat itu Muhammad SAW baru berusia 9 atau 12 tahun. Ia menyertai saudara ayahnya, Abu Thalib AS dalam perjalanan untuk berdagang ke Syria.

Pada suatu hari, Biarawan Bahira mendapat firasat, kalau ia akan bertemu dengan sang Nabi terakhir. Tiba tiba ia melihat rombongan kafilah pedagang Arab, dan melihat pemuda kecil yang memiliki ciri-ciri sesuai yang digambarkan dalam kitabnya.