JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Darmayanti Lubis meminta semua pihak untuk tidak berlarut-larut dalam polemik kepemimpinan para senator.

Pasalnya menurut dia, polemik tersebut sesungguhnya hanyalah polemik yang dibuat-buat agar DPD menjadi gaduh.

"Apakah ini pantas dijadikan polemik ataukah sebetulnya memang dibuat-buat polemiknya sehingga kelihatan lebih seru," katanya dalam diskusi bertajuk "Menakar Legalitas Pimpinan DPD RI Pada Masa Kekinian" yang di moderatori Ketua Pres Room Parlemen Doni Setiawan di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (29/5/2017).

Salah satu akar permasalahan dari kisruh DPD adalah perihal masa jabatan pimpinan yang 5 tahun menjadi 2,5 tahu. Dimana mantan Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad tak terima jika kepemimpinan nya hanya 2,5 tahun.

Darmayanti pun mempertanyakan apakah polemik yang sengaja dibuat oleh Farouk Muhammad Cs itu sangat pantas atau tidak. Sebab, pada dasarnya, saat periode pertama, Farouk Muhammad lah yang menggagas bahwa masa kepemimpinan pimpinan para senator harusnya hanya 2,5 tahun. Namun anehnya saat menjabat, Farouk malah ogah turun tahta.

"Kalau cerita 2,5 tahun, itu memang sejak awal sejak periode pertama saya jadi anggota DPD memang sudah dirasakan. Siapa komandonya ya Pak Farouk. Ini jujur aja saya Pak Farouk komando yang 2,5 tahun dulu. Beliau yang memimpin pasukan itu," ungkapnya.

Saat itu, Darmayanti mengaku dirinya setuju dengan masa kepemimpinan 2,5 tahun yang digagas oleh Farouk Muhammad. Pasalnya menurut dia, jika pimpinan DPD menjabat selama 5 tahun, maka mereka tentu akan "leha-leha". Sebab, tak seperti saudara tuanya, DPR RI yang memiliki pengawasan yang jelas dari fraksinya masing-masing, DPD sama sekali tak ada pengawasan. 

"Kalau kami di DPD siapa ya setiap anggota jadi fraksi masing-masing, jadi itu kenapa saya bilang saya setuju 2,5 tahun," tukasnya. ***