MEDAN-Mendekati Ramadhan tahun ini, harga tandan buah segar (TBS) terpantau naik. Di tingkat petani, harganya kini berkisar Rp 1.400 hingga Rp 1.500/kg dari sebelumnya Rp 1.200 hingga Rp 1.400 /kg. Meski masih di bawah harga penetapan yang sebesar Rp 1.741,30/kg. Tapi, karena kini sedang musim trek, maka harga TBS kemungkinan akan naik lagi.

"Saat musim trek, produksi akan turun dan itu membuat pasokan sedikit. Sehingga wajar harga naik. Apalagi saat ini sedang mendekati Ramadhan, di mana permintaan negara-negara yang mayoritas beragama Muslim akan naik. Tentu kita (petani) sangat berharap harga akan naik lagi," kata Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) DPW Sumut Gus Dalhari Harahap di Medan.

Gus mengatakan, permintaan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) setiap mendekati Ramadhan memang kerap mengalami kenaikan. Hal itu dipicu tingginya kebutuhan di negara-negara Muslim. Naiknya permintaan ini membuat harga CPO naik yang juga ikut mengerek harga TBS di tingkat petani.

Dikatakan Gus, tren harga sawit yang berfluktuasi memang sangat mempengaruhi harga di tingkat petani. Begitupun, petani tetap berharap harga akan terus naik dan bisa mendapatkan untung lebih besar dari yang diperoleh beberapa tahun belakangan.

Bahkan diakui Gus, petani pun tidak bisa mendapatkan harga sesuai penetapan. Karena itu biasanya sudah dihitung dari harga kebutuhan pokok petani. "Apkasindo sudah berupaya agar petani mendapatkan sesuai dengan harga penetapan. Sehingga bisa menutupi kebutuhan utama petani," kata Gus.

Menurut pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin, fluktuasi harga CPO sangat dipengaruhi sentimen dari pasar internasional. Terutama soal biodiesel asal Indonesia yang dinilai berkontribusi pada memburuknya neraca perdagangan negara tersebut.

Begitupun, CPO masih berpotensi naik dalam jangka pendek. Misalnya jika ada kenaikan order untuk perayaan tertentu. Salah satunya Ramadhan. Tentu diharapkan akan mengerek harganya sehingga petani bisa menikmati untung besar.

"Momen Ramadhan tahun ini juga bertepatan dengan masa trek sawit dan itu akan sangat berdampak pada harga sawit. Karena produksinya menjadi terbatas," pungkas Gunawan.