JAKARTA - Banyak pertanyaan di benak generasi muda Indonesia salah satunya generasi muda Islam bahwa apakah generasi muda perlu berkiprah di dunia politik di saat sebagian besar masyarakat memandang bahwa dunia politik itu kotor. Faktanya banyak sekali pelaku korupsi berasal dari kalangan politik.

Banyak juga generasi muda yang sangat khawatir akan terjabak arus dan tenggelam di kotornya dunia politik. Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid tegas mengatakan bahwa generasi muda Islam wajib mempelajari politik, kemudian memahami dan berkiprah di dalamnya.

"Politik itu tidak kotor. Yang mengotori politik adalah sosok yang memiliki niatan buruk terjun ke dunia politik. Politik adalah pintu masuk kita untuk berkiprah di pemerintahan menjadi pejabat publik dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mensejahterakan rakyat dengan prinsip keadilan," katanya, dalam Seminar Nasional bertema 'Boleh gak sih berpolitik', yang diselenggarakan BEM Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Jakarta, di aula UHAMKA, Sabtu (20/5).

Diungkapkan Hidayat, sejarah mencatat bahwa kiprah umat Islam dalam pergerakan perpolitikan Indonesia bahkan dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia sangat besar dan sangat mempengaruhi sejarah perjalanan.bangsa.

"Intinya generasi muda berpolitik itu wajib. Bisa berpolitik melalui jalur kampus misalnya, tergabung dalam kepengurusan BEM atau lainnya. Atau bisa juga berpolitik di jalanan mengungkapkan ekspresi tetkait dengan kebebasan berekspresi dan berpendapat atau berpolitik di jalur formal di parlemen baik daerah dan pusat," ujarnya.

Lalu bagaimana opini publik yang menyebutkan seolah-olah politik itu kotor sehingga banyak potensi-potensi umat Islam yang menjauhi politik. Hidayat menegaskan bahwa semestinya generasi Islam dan umat Islam bangkit dan mengkoreksi imej politik itu kotor dan menghilangkan begitu banyaknya kesalahpahaman orang soal politik.

"Kalau kita terus beranggapan bahwa politik itu kotor maka selamanya kita tidak akan berpolitik dan politik kotor itu akan terus memproduksi produk-produk kotor. Maka siap-siaplah bangsa ini akan terus terjadi korupsi, penyelewengan amanah jabatan, kerusakan lingkungan, dekadensi moral dan lainnya. Apakah kita terima itu, ya pasti tidak," imbuhnya.

Diutarakan Hidayat, bangsa ini tidak rela yang kotor-kotor maka haru berupaya membalik keadaan dengan menjadikan politik itu bersih sehingga akan menghasilkan yang bersih pula.

"Bagaimana cara membersihkannya, hadirkan sesuai yang bersih yakni agama. Sesuatu yang bersih akan membersihkan yang kotor. Agama akan membersihkan kekotoran politik. Jika itu terjadi maka politik akan bersih dan akan melahirkan produk politik yang bersih Ingat bangsa ini merdeka karena kebersihan dan ketulusan para pejuangnya," pungkasnya. ***